26.8 C
Jakarta

Dubes Indonesia Untuk Lebanon: Tak Ada WNI Jadi Korban Ledakan di Beirut

Baca Juga:

BEIRUT, MENARA62.COM – Duta Besar Indonesia untuk Lebanon, H Hajriyanto Y Tohari menyampaikan seluruh WNI yang berada di Lebanon dalam keadaan aman dan selamat. Tidak ada satu WNI pun yang menjadi korban ledakan dasyat di Beirut pada 4 Agustus 2020 pukul 18.02 waktu setempat.

Berdasarkan pengecekan terakhir seluruh WNI dalam keadaan aman dan selamat. Dalam catatan KBRI, terdapat 1.447 WNI, 1.234 diantaranya adalah Kontingen Garuda dan 213 merupakan WNI sipil termasuk keluarga KBRI dan mahasiswa. KBRI telah menyampaikan imbauan melalui WAG dan melalui simpul-simpul WNI.

“Sejauh ini WNI terpantau aman. KBRI telah mengimbau untuk segera melapor apabila berada dalam situasi tidak aman,” kata Hajriyanto dalam pesan melalui WA ke meja redaksi Menara62.com, Rabu (5/8/2020).

Ia menjelaskan lokasi port berdekatan dengan Downtown Beirut. Tingkat kehancuran dan kerusakan properti terjadi dalam radius beberapa kilometer dari pusat ledakan.

Sejauh ini belum ada keterangan resmi penyebab ledakan. Sumber awal menyampaikan analisa bahwa ledakan terjadi di salah satu hangar besar yang menyimpan bahan-bahan rentan meledak yang disimpan di pelabuhan. Ada Informasi juga bahwa ledakan besar tersebut berasal dari bahan Sodium Nitrat dalam volume besar yang disimpan di Port. Sodium Nitrat adalah bahan putih yang digunakan utk pengawet makanan dan bisa meledak apabila terkena api.

KBRI lanjut Hajriyanto, telah melakukan komunikasi dengan pihak kepolisian Beirut dan meminta laporan segera apabila ada update mengenai WNI terkait ledakan tersebut.

“Seorang WNI  yang sedang di karantina di RS Rafiq Hariri, Beirut, yang tidak jauh dari lokasi ledakan, juga sudah terkonfirmasi aman,” lanjut Hajriyanto.

Lebanon adalah sebuah negara  yang selama puluhan tahun terjadi konflik berkepanjangan. Saat ini sedang berduka karena ledakan dahsyat di pelabuhan Beirut. Team rescue dan petugas medis bahu membahu berpacu dengan waktu mencari korban di antara reruntuhan dan berusaha sekuat mungkin menemukan korban .

Sebagaimana dikatakan Menteri Kesehatan Lebanon, sampai Rabu siang dilansir dari harian theguardian.com, korban jiwa meninggal  tercatat 78 jiwa dan 4000 luka-luka. Presiden  Lebanon menetapkan kondisi darurat selama dua minggu.Ledakan besar tersebut menimbulkan gelombang kejut diseluruh  penjuru kota yang menyebabkan kerusakan yang massif berupa bangunan, kaca-kaca rumah pecah berhamburan, atap-atap yang roboh dan rumah yang hancur,  mobil dan berbagai sarana public disekitarnya. Ledakan tersebut begitu kuatnya  hingga bisa dirasakan di wilayah Cyprus yang berada 120 mil dari pusat ledakan di Lebanon.

Polisi dan otoritas terkait masih mencari  penyebab ledakan tersebut dan mengintensifkan pertolongan kepada korban yang masih dimungkin bertambah di area ledakan.

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!