JAKARTA, MENARA62.COM – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) siap memasok kebutuhan guru untuk Sekolah Rakyat (SR). Untuk tahap awal diperkirakan membutuhkan 1.514 orang guru yang akan didistribusikan pada 100 lokasi Sekolah Rakyat.
Hal tersebut disampaikan Dirjen GTK Nunuk Suryani pada acara silaturahmi dengan Forum Wartawan Pendidikan (Fortadik) Rabu (4/6/2025).
“Dan kami yang akan menyiapkan kandidatnya, jadi dari kandidat kami yang guru sudah bersertifikat pendidik itu kita akan siapkan 3 kali lipat jumlahnya untuk diseleksi oleh Mensos,” kata Nunuk.
Dipastikan bahwa guru-guru Sekolah Rakyat merupakan guru fresh graduate (baaru lulus) dari program PPG. Pertimbaangannya karena sekolah rakyat dibangun di daerah-daerah yang tidak memiliki guru berlebih. “Jadi memang tidak mungkin mengambil guru dari sekolah di daerah tersebut,” tegasnya.
Mengenai formasi, ujar Nunuk, pembukaan formasi akan dilakukan KemenpanRB berdasarkan usulan Kemensos. Lalu KemenpanRB akan membentuk panitia perekrutan yang di mana ada pihak Kemendikdasmen.
Karena mereka akan tinggal di lokasi sekolah rakyat, maka selain memiliki Serdik, calon guru sekolah rakyat juga akan dites kemampuan bahasa Inggris, dan test karakter. Mereka harus tinggal di asrama, mendampingi siswa sekolah rakyat. Paradigma baru sekolah rakyat tersebut akan sulit dilaksanakan kalau guru diambil dari guru senior.
Sekolah Rakyat ini akan mulai beroperasi pada Juli 2025. Siswa yang bersekolah adalah mereka yang berasal dari keluarga miskin dan miskin ekstrem yang masuk desil 1 Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Jumlah siswa di setiap sekolahnya diperkirakan 1.000 orang. Persebaran sekolah ada di 100 titik seluruh Indonesia.