“Utamakan keselamatan jiwa terlebih dahulu, cuaca ekstrem masim mungkin terjadi,” kata Kepala BNPB dikutip dari Antara, Rabu (1/1/2020).

Berdasarkan perkiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika intensitas curah hujan yang sangat ekstrim terjadi pada pergantian tahun 2019-2020. Ini menjadi salah satu faktor penyebab banjir.

BMKG memprediksi masih terjadi hujan sehingga masih mungkin terjadi banjir lagi. Karenanya, BNPB mengimbau kepada masyarakat yang tinggal di daerah yang potensi banjirnya akan meningkat agar melakukan evakuasi ke tempat aman terlebih dahulu.

Curah hujan sangat ekstrem melanda sebagian besar Jawa bagian Barat-Utara sehingga menyebabkan banjir besar yang merata di Jakarta, Tangerang, Bekasi, Bandung Barat, bahkan Cikampek dan Cipali. Menurut dia, hujan kali ini bukan hujan biasa.

Data intentitas curah hujan saat pergantian tahun 2019-2020 dari beberapa titik pengukuran di antaranya dari TNI AU Halim Perdanakusuma mencapai 377 milimeter per hari (mm per hari), Taman Mini mencapai 335 mm per hari dan Jatiasih Bekasi mencapai 259 mm per hari.

Sebagai perbandingan, BMKG mencatat intensitas curah hujan saat Jakarta mengalami banjir besar di antaranya pada 1996 mencapai 216 mm per hari, di 2002 mencapai 168 mm per hari, di 2007 mencapai 340 mm per hari, di 2013 mencapai 100 mm per hari2 di 2015 mencapai 277 mm per hari, dan di 2016 mencapai 100-150 mm per hari.

Dari data Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan yang terkumpul dari Selasa (31/13), pukul 07.30 WIB hingga Rabu (1/1), pukul 07.30 WIB, telah terjadi sembilan bencana banjir yang di antaranya terjadi di Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Utara dan Jakarta Selatan, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Seluma di Bengkulu, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Tapin di Kabupaten Kalimantan Selatan.

Sedangkan tiga banjir bandang terjadi di Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur, Kabupaten Lahat Sumatera Selatan, dan Kabupaten Labuanbatu Sumatera Utara.