SOLO, MENARA62.COM – Hizbul Wathan Universitas Muhammadiyah Surakarta (HW UMS) kembali menegaskan komitmennya dalam pengembangan kapasitas kader melalui partisipasi aktif di ajang nasional. Kali ini, HW UMS mengirimkan empat kader terbaiknya untuk mengikuti Sekolah Vertical Rescue Indonesia (VRI) di Cibubur, Jakarta Timur, pada 2-4 Juni 2025.
Humas HW UMS Hilmi Arif Syauqi mengatakan Sekolah VRI merupakan forum pelatihan bagi relawan muda lintas organisasi, yang berfokus pada peningkatan kesiapsiagaan, ketangguhan, dan kemampuan respons terhadap bencana serta isu-isu kemanusiaan.
“Peserta dibekali berbagai materi serta simulasi lapangan yang bertujuan membentuk karakter relawan yang adaptif, sigap, dan berjiwa sosial tinggi,” ujar Hilmi saat dihubungi pada Kamis (12/6).
Selama tiga hari pelaksanaan, kader HW UMS mengikuti pelatihan teknik penyelamatan di medan vertikal ekstrem seperti tebing, jurang, dan bangunan tinggi. Kader HW UMS juga menjalani sesi teori dan praktik mencakup teknik ascending-descending, sistem tali, hingga metode evakuasi korban di situasi berisiko tinggi.
Hilmi menjelaskan keikutsertaan HW UMS dalam kegiatan ini merupakan investasi jangka panjang dalam pembinaan kader. Tujuannya menyiapkan mereka menjadi pribadi tangguh, terampil, dan siap menghadapi berbagai tantangan kemanusiaan di lapangan.
Pembina HW UMS Ramanda Halim Kusuma mengapresiasi keterlibatan kader HW UMS dalam kegiatan ini. Ia menyebut Sekolah VRI menjadi wadah pembentukan karakter kader yang bermental tangguh dengan semangat untuk mengabdi.
“Kami berharap para kader dapat menyerap ilmu secara maksimal dan mengaplikasikannya dalam misi-misi kemanusiaan,” ujarnya.
Ketua Kafilah Rakanda Abid Ihsan menyebut Sekolah VRI memberikan pengalaman yang tak ternilai. Ia optimis ilmu yang diraih dalam kegiatan ini dapat digunakan untuk relawan masa depan.
Abid menegaskan partisipasi dalam Sekolah VRI adalah komitmen HW UMS dalam mendukung penguatan kapasitas relawan muda yang siap mengabdi untuk bangsa dan kemanusiaan.
“Sekolah VRI adalah ruang belajar yang nyata. Tidak hanya kami ditempa secara fisik, tetapi juga diuji dalam kepemimpinan dan kerja tim,” tegas dia.
Pengalaman seru dirasakan kader HW UMS, Rakanda Muhammad Fikri Azka. Medan yang sulit membuat Fikri merasa tertantang. Dari kegiatan itu, Fikri banyak belajar mengenai pentingnya ketenangan, teknik, dan solidaritas selama bertugas.
“Kami belajar langsung menghadapi medan yang sulit dan itu membuat saya semakin memahami pentingnya ketenangan, teknik, dan solidaritas saat bertugas. Semoga ilmu ini bisa saya bagikan kepada sesama kader di HW UMS,” harapnya. (*)
