26.3 C
Jakarta

Ini Mimpi Besar Uhamka Dibalik Rencana Pembangunan Kampus Terpadu

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM– Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (Uhamka) menargetkan tahun 2020 pembangunan kampus terpadu di Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat sudah bisa terealisasi. Dari 80 hektar lahan yang akan dibangun, saat ini 30 hektar diantaranya sudah dikapling-kapling.

“Kita sudah mulai membangun gedung untuk SMP dan SMA. Insya Allah untuk kampusnya mulai dibangun 2020,” kata Rektor Uhamka Prof Suyatno, di sela wisuda 3.087 sarjana di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, Sabtu (23/12/2017).

Diakui kampus terpadu seluas 80 hektar tersebut nantinya tidak hanya bangunan untuk sarana perkuliahan saja. Tetapi juga akan dibangun sarana pendukung lainnya seperti asrama mahasiswa, pusat bisnis, pasar tradisional, perumahan dosen, bahkan juga sekolah mulai dari tingkat PAUD/TK hingga SMA.

Suyatno memiliki mimpi bahwa kampus terpadu Uhamka akan menjadi semacam area hunian yang menyenangkan, penuh nuansa Islami. Semua kebutuhan mulai dari pendidikan, kesehatan, pekerjaan, hingga kebutuhan untuk ibadah bisa dipenuhi. Sehingga orang yang sudah memilih untuk masuk ke dalam Uhamka, ia akan mendedikasikan diri sepenuhnya untuk Uhamka dan Muhammadiyah.

Bagi Suyatno, ide pembangunan kampus terpadu Uhamka adalah mimpi besar yang akan direalisasikan demi mendukung visi dan misi dakwah Muhammadiyah.

“Visi Muhammadiyah salah satunya adalah pendidikan sepanjang hayat. Makanya kita dukung dengan membangun area pendidikan yang sangat luas lengkap dengan sarana pendukungnya,” tambahnya.

Ia mengingatkan bahwa dibanyak belahan dunia, usia kampus-kampus yang terkenal umumnya sudah ratusan tahun. Kampus-kampus tersebut berhasil melahirkan kaum intelektual dan cendekiawan yang mumpuni dibidangnya.

Uhamka ke depan pun memiliki cita-cita yang sama. Menjadi kampus yang dikenal masyarakat luas, dan melahirkan generasi muda, para cendekiawan muslim yang diperhitungkan dikancah nasional maupun internasional.

Menurutnya Uhamka yang saat ini ada memang sudah bagus. Tetapi Uhamka ke depan membutuhkan lompatan besar. Tidak sekedar menjadi tempat orang menimba ilmu dan belajar, tetapi juga menjadi wahana mengabdi dan beribadah, menyebarkan dakwah dan terus menghidupkan Muhammadiyah.

Uhamka juga harus menjadi pelopor kampus era digital yang bisa mengakomodir kebutuhan pendidikan generasi 4.0 atau generasi milenial dan pasca milenial.

Rektor Uhamka Prof Suyatno

Jika nantinya kampus Uhamka Terpadu sudah jadi, Suyatno berencana mengubah kampus-kampus Uhamka yang ada di Jakarta menjadi pusat bisnis. Dengan demikian, akan menghasilkan dana yang  bisa dimanfaatkan untuk mendukung pembiayaan pendidikan mahasiswa Uhamka.

“Kalau konsep membangun pusat bisnis ini berjalan dengan baik, hasilnya akan kita gunakan untuk subsidi pendidikan mahasiswa Uhamka. Nantinya mahasiswa cukup membayar 60 persen dari biaya kuliah, 40 persen kita ambil dari hasil operasionalisasi pusat bisnis. Pelan-pelan ke depan proporsinya kita balik, 40 persen dari masyarakat dan 60 persen dari Uhamka,” tukas Suyatno.

Dengan konsep yang demikian, Rektor yakin tidak hanya akan menarik minat masyarakat untuk belajar di Uhamka, tetapi juga memperluas jangkauan dakwah Muhammadiyah.

Saat ini Uhamka memiliki jumlah mahasiswa sekitar 18 ribu orang yang tersebar di kampus Uhamka Limau, Uhamka Klender, Uhamka Warung Buncit, Uhamka Pasar Rebo, dan Uhamka Tanah Merdeka Kampung Rambutan. Targetnya jika kampus terpadu sudah jadi, bisa menampung 30 ribu mahasiswa.

“Kalau nanti sudah jadi, kami juga merencanakan menambah area lahan minimal 160 hektar,” tutup Suyatno.

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!