32 C
Jakarta

Istrinya Tertembak dalam Insiden di Masjid Christchurch, Pria Ini Malah Maafkan Pelaku

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Memaafkan seseorang yang sudah melakukan kesalahan fatal dalam kehidupan kita bukanlah hal yang mudah. Rasa amarah, dendam dan kebencian acapkali muncul lebih dominan.

Tetapi itu tidak ditemukan pada Fardid Ahmed, salah seorang korban penembakan brutal yang terjadi di Masjid An-Nur Christchurch, Selandia Baru. Padahal ia baru saja kehilangan istri tercinta Hasna, karena menjadi satu dari 50 korban meninggal dalam insiden teror yang terjadi di dua masjid tersebut Jumat pekan lalu.

Dikutip dari Reuters, pria berusia 59 tahun tersebut justeru mengatakan keinginannya untuk bertemu dengan pelaku penembakan.

“Saya ingin menyampaikan pesan kepada orang yang telah melakukan ini, atau jika ia memiliki teman yang juga berpikir seperti ini: Saya masih menyayangimu,” ungkap Farhid Ahmed, saat melakukan wawancara dengan Reuters di kediamannya.

Warga kota terus berduyun-duyun ke kediamannya untuk mengucapkan bela sungkawa atas kematian istrinya, Husna. Fardid menerima setiap tamu yang datang dari atas kursi rodanya.

“Saya tidak sependapat dengan apa yang telah Anda perbuat. Anda mengambil keputusan yang salah, petunjuk yang keliru, tetapi saya ingin percaya pada Anda, bahwa Anda memiliki potensi kebaikan di dalam hati Anda,” lanjut Farhid.

Ahmed, yang menggunakan kursi roda sehabis ditabrak mobil, berada di masjid An-Nur saat pelaku menerobos masuk. Ia shalat di tempat yang tidak biasanya, di ruang utama, namun di ruang depan dengan seorang temannya.

“Pada saat itu saya menyadari dua hal. Pertama, itu jelas suara tembakan dan yang kedua ini hari terakhir saya,” katanya. “Karena situasi saat itu, dengan kursi roda, tidak mungkin untuk keluar dari masjid.”

Namun pelaku tidak masuk ke ruangan yang ia tempati dan Ahmed berhasil melarikan diri ke parkiran, tempat ia menyaksikan langsung pembantaian dari balik mobil, di sisi lain masjid tempat istrinya ditembak di luar.

“Para jamaah berteriak dan bergegas ke luar … saat mereka datang, mereka panik, saya melihat banyak orang berlumuran darah, banyak juga yang tertatih-tatih,” ungkapnya.

Saat pelaku meninggalkan masjid untuk melanjutkan aksinya di masjid lain, Ahmed kembali masuk ke dalam masjid.

“Tidak dapat dipercaya,” kata dia. “Sisi di sebelah kanan saya, tempat biasanya saya shalat, banyak sekali mayat,” kata Ahmed dikutip dari Antara.

“Jemaah yang terluka berteriak.” Ia menenangkan mereka sampai polisi datang, yang kemudian membawanya keluar dari masjid.

“Pada saat itu saya tidak tahu bahwa jasad istri saya berada di gerbang lain.”

Sejak penembakan itu, kebingungan menjadi hal yang biasa, saat kota tersebut memahami skala tragedi itu.

Suara-suara lirih terdengar saat pekerja kantoran dan murid-murid sekolah datang untuk meletakkan bunga di dekat masjid dan tempat ibadah sementara di sepanjang kota.

Namun terdapat kemurahaan hari dan solidaritas, yang diteladani dari korban seperti Ahmed, yang berkhotbah di masjid dan menganjurkan agar orang bisa memaafkan.

“Jika saya diberikan kesempatan, Saya ingin bertemu dengan Anda,” katanya tentang pria bersenjata itu. “Saya ingin memeluk Anda dan saya ingin memberitahu langsung kepadanya bahwa dari hati yang paling dalam, Saya tidak dendam kepada Anda, saya tidak pernah membenci Anda dan Saya tidak akan pernah membenci Anda,” ucap Ahmed.

“Saya ingin memeluknya lalu mengatakan: Saya telah memaafkannya”. Saya ingin menyampaikan kepadanya, Jika ia masih memiliki ibu, Saya juga ingin memeluknya dan mengatakan padanya bahwa saya akan memperlakukan dia persis seperti tante saya sendiri… Saya ingin menyampaikan pesan itu.”

Warga asal Australia, Brenton Tarrant, tersangka supremasi kulit putih, pada Sabtu didakwa dengan pembunuhan, penembakan massal paling brutal dalam sejarah Selandia Baru. Pria yang berusia 28 tahun itu dijebloskan ke penjara tanpa pembelaan dan kembali menjalani sidang pada 5 April mendatang. Polisi berpendapat bahwa Tarrant mungkin menghadapi banyak tuduhan

Sumber: Reuters

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!