26.2 C
Jakarta

Kelimpahan Bahan Pembelajaran di Era Covid-19

Baca Juga:

Oleh: Suhardi

MENARA62.COM– Setiap Allah menciptakan apapun di dunia ini niscaya ada hikmah atau manfaatnya. Hal itu dinyatakan oleh Allah di dalam al-Qur’an surat Ali Imron ayat 191_Rabbana ma khalaqta hadza bathilan_ yang artinya Ya Allah tidaklah sia-sia segala apa yang Engkau Ciptakan.

Terlepas dari perdebatan apakah covid-19 itu konspirasi atau bukan, yang jelas virus jenis apapun adalah ciptaan Allah. Ia hadir dan berkembang juga atas seizin Allah. Dengan mengacu pada keyakinan tersebut, maka kita pun yakin bahwa di balik covid-19 niscaya ada hikmahnya. Salah satunya adalah menyediakan kelimpahan bahan pembelajaran.

Berikut ini adalah beberapa peristiwa, kejadian, informasi atau apapun yang terkait dengan covid-19 yang bisa kita jadikan sebagai bahan pembelajaran bagi anak-anak di madrasah.

Pertama, berita dan informasi tentang covid-19. Sejak muncul covid-19 berita dan informasi tentang covid-19 sangat melimpah di TV, Radio, internet, dan sebagainya. Baik yang berkaitan dengan asal-usul covid, bentuk penyebaran, ciri-ciri orang yang terjangkit, vaksin yang disiapkan, cara pencegahan, dan sebagainya. Itu bisa dijadikan bahan pembelajaran yang sangat berharga utamanya dari sisi knowledge.

Kedua, kematian. Di masa covid-19, utamanya saat dalam kondisi puncak atau orang, berita tentang kematian terdengar hampir setiap hari. Kita harus melatihkan kepada anak-anak apa yang harus dilakukan saat mendengar berita kematian, baik dalam bentuk ucapan, perilaku, atau ibadah. Dengan demikian, kematian menjadi informasi pendidikan yang sangat berharga, bahkan bisa menjadi ladang amal untuk mendapatkan pahala.

Ketiga kesulitan. Banyak kesulitan yang dialami masyarakat sebagai dampak dari adanya covid-19, baik dalam bentuk kesulitan ekonomi, kesehatan, sosial, termasuk pendidikan. Kesulitan adalah bahan pembelajaran yang sangat berharga untuk pelatihan kesabaran atau ketabahan, kecerdasan, kepedulian, kemandirian, dan sebagainya. Banyak temuan besar justru lahir dari kesulitan. Banyak orang tumbuh menjadi karena mampu mengatasi kesulitan (innama’al ushri yusron).

Keempat, berita hoax. Selain berita benar di medsos juga banyak ditemukan berita hoax tentang covid-19 atau yang lainnya, yang tersaji melalui FB, Youtube, WA, tiktok, dsb. Berita ini juga bisa dijadikan bahan pembelajaran kepada anak-anak, terutama dalam hal berpikir kritis, komprehensif, objektif, dan solutif. Untuk itu gurunya sendiri juga harus mampu mengenali berita hoax dan bagaimana mendidik anak-anak untuk menyikapinya secara tepat. Dengan demikian anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang matang dan percaya diri.

Kelima, konflik dan perbedaan pendapat. Walaupun sangat kita sayangkan, ternyata konflik dan perbedaan pendapat justru tumbuh sangat subur di masa covid-19. Dengan adanya covid-19 seharusnya yang diharapkan adalah seluruh elemen bersatu padu dan saling bekerjasama untuk mencari solusi. Tetapi yang terlihat di lapangan justru banyak terjadi konflik dan perbedaan pendapat.

Nah, konflik dan perbedaan pendapat juga bisa dijadikan sebagai bahan pembelajaran untuk anak-anak, tepatnya adalah bagaimana menyelesaikan konflik (problem solving) bukan melakukan pemihakan secara subjektif. Jika sering dilatihkan kepada anak-anak, maka saat menghadapi konflik apapun yang dilakukan anak bukan mencari siapa yang salah dan benar, melainkan berpikir bagaimana cara menyelesaikannya secara tepat. Ini adalah soft skill yang yang sangat penting dikuasai anak-anak untuk saat dan di masa datang.

Keenam, kemajuan IT. Di masa covid-19 kemajuan IT begitu sangat mengagumkan. Banyak teknologi dan aplikasi yang ditemukan di masa covid dan sangat baik untuk dikembangkan di dunia pendidikan. Guru-guru dan anak-anak harus menguasainya untuk meningkatkan mutu pendidikan. Kalau tidak maka kita akan ketinggalan zaman.

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!