25.6 C
Jakarta

Lari dari Kematian

Baca Juga:

Oleh Ashari.

Siapapun, saya kira jika ditanya tentang kesiapan dirinya, keluarganya tentang mati, pasti jawabnya: Belum siap. Bahkan kita akan lari dari kematian ini. Namun ternyata yang semua kita dari padanya, pasti akan datang. Hanya waktu dan sebabnya yang berbeda-beda. Hal ini sudah dijelaskan dalam QS. Jumah (62:8) – Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya kematian yang engkau lari dari padanya, ia pasti menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada Allah, yang mengetahui yang ghaib dan nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.

Ayat ini dengan jelas menerangkan bagaimana kematian itu akan menjemput kita semua. Tidak harus karena usia lanjut, atau karena terpapar Covid-19. Seperti kita pahami bersama bahwa kematian tidak berhubungan langsung dengan usia atau karena penyakit. Karena dalam pengalaman empiris, bagaimana orang yang sudah berusia lanjut masih hidup, sementara bayi baru lahir, anak-anak, remaja sedang cakep-cakepnya bisa saja mati. Jika Allah menghendaki. Termasuk orang yang terpapar penyakit bertahun-tahun bisa sembuh dan sehat. Sebaliknya, yang nampak sehat dan kemarin belum lama kita ketemu, dipanggil oleh Allah SWT, lebih dulu.

Maka yang bisa kita lakukan hanyalah mempersiapkan bekal yang banyak dan matang. Karena kita akan berjalan dengan jarak tempuh yang panjang tak bertepi dan tak akan kembali. Yakni akhirat yang kekal abadi.

Akhir hidup hanya 2 (dua) pilihan. Yakni akhir baik dan akhir buruk. Tentu kita pilih yang depan, yakni akhir baik (husnul khatimah). Dalam pengajian terbatas, oleh Ustadz Suhaimin dijelaskan-ada sebuah kitab yang menerangkan agar kita dapat menggapai akhir yang baik ini, ada beberapa amalan yang harus kita lakukan, setelah kita beriman. Rukun iman ada 6. Apa itu ?
Pertama. Sholat awal waktu dan berjamaah. Kelihatan mudah. Tetapi kalau sudah sampai pada saatnya, kita disibukkan dengan pekerjaan baik di kantor pun di rumah, kita masih sering kedodoran dalam hal menjaga waktu sholat ini. Subuh masih suka kesiangan. Dhuhur kesorean. Ashar ketiduran. Maghrib kemalaman, Isya terlewatkan.

Lalu apa yang kita cari jika demikian halnya? Mari momentum hijriyah kita perbaiki kualitas ibadah sholat kita. Diri dan keluarga kita. QS.At-Tahrim ayat 6. Jaga diri dan keluargamu dari siksa api neraka. Caranya? Salah satunya dengan menjaga sholat yang fardhu, ditambah dengan sholat sunnahnya.

Kedua. berbuat baik kepada kedua orang tua. Ini penting. Ridho Allah tergantung kepada ridho kedua orang tua. Begitu juga sebaliknya. Bersandar pada hadits Nabi. Kurang apa coba? Maka jika selama ini, kita banyak menemui kegagalan di kantor, di rumah atau dimanapun. Yuk, kita perbaiki hubungan kita dengan orang tua kita. Wassalamualaikum*

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!