27.5 C
Jakarta

Midang Bebuke, Tradisi Yang Ingin Dijaga di OKI

Upaya Bupati OKI Jaga Adat Budaya Tetap Lestari

Baca Juga:

KAYUAGUNG, MENARA62.COM — Midang Bebuke, Tradisi Yang Ingin Dijaga. Tradisi masyarakat Kota Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir ini, selama Pandemi Covid-19 memang tidak digelar.

Midang Bebuke merupakan salah satu warisan budaya yang ingin tetap dijaga. Tradisi ini, berupa karnaval muda-mudi berpakaian adat pada saat Idul Fitri.

Bupati Ogan Komering Ilir, Iskandar mengatakan, gelaran Midang Bebuke ini agar masyarkat kembali bisa menikmati adat budaya setempat. Midang Bebuke dilakukan pada hari ketiga dan keempat lebaran tahun ini.

“Bagian dari upaya kita melestarikan adat budaya yang menjadi kearifkan lokal dan ciri khas masyarakat Kayuagung Ogan Komering Ilir. Event ini telah menjadi kegiatan tahunan,” ungkap Bupati OKI melalui Sekretaris Daerah, Husin pada Senin, (24/4/2023) seperti dilansir situs Kaboki.go.id

Meriah

Pada Gelaran hari pertama, midang bebuke tahun 2023 tampak meriah. Antusias masyarakat Kota Kayuagung yang ikut menyaksikan arak-arakan pengantin remaja tampak menyebut. Arak-arakan itu mengelilingi Sungai Komering dengan iringan musik tanjidor. Midang pada hari ini diikuti oleh perwakilan dari enam kelurahan, yaitu: Kutaraya, Cinta Raja, Paku, Mangun Jaya, Jua-Jua, dan Kayuagung asli.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten OKI, Ahmadin Ilyas mengatakan, rangkaian midang tahun ini sudah dimulai sebelum Ramadan lalu. Acara diisi dengan  lomba busana virtual.

“Seiring perkembangan zaman midang tahun ini dikemas lebih meriah, melibatkan anak-anak muda agar mencitai budayanya, kita gelar perlombaan busana secara virtual,” ujarnya.

Hadiah

Pada gelaran midang bebuke jelas dia peserta dari masing-masing kelurahan kembali dinilai oleh dewan juri. Kelurahan terbaik akan mendapat hadian dari Bupati OKI.

“Kategorinya antara lain, busana pria terbaik, busana wanita terbaik, juga kelurahan peserta midang terbaik,” ujarn Ahmadin.

Arman salah satu perantau asal Jakarta mengaku, bangga bisa kembali menyaksikan midang bebuke.

“Kalau mudik ya midang ini kita nanti-nanti. Alhamdulilah meski zaman berubah adat budaya ini tetap terjaga. Saya mengapresiasi Pemkab OKI,” katanya.

Tradisi midang telah diakui sebagai warisan budaya tak benda (WBTB) oleh Kemendikbud RI, serta telah mendapat sertifikat Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) dari pemerintah pusat sebagai khasanah kekayaan budaya masyarakat Kayuagung.

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!