26.1 C
Jakarta

Narasi Full Day School Untuk Mendeskreditkan Mendikbud

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM — Pemuda Muhammadiyah menilai,  narasi full day school terus diproduksi untuk mendeskreditkan Mendikbud Muhadjir Effendy. Istilah itu terus diproduksi sehingga muncul perspektif mendikbud mendorong sekolah satu harian penuh.

“Jadi, publik Sengaja disesatkan oleh berbagai narasi-narasi yang cenderung politis penuh dengan upaya membunuh karakter Mendikbud,” ujar Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak di Jakarta, Senin (19/6/2017) malam.

“Setelah mencermati beberapa informasi yang Kami kumpulkan, Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah menemukan fakta, Mendikbud tidak pernah membuat kebijakan dengan nomenklatur Full Day School,” ujarnya.

Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, menilai, permendikbud 23 tahun 2017 tentang Hari Sekolah yang disesatkan menjadi “full Day School” tersebut oleh beberapa pihak, berorientasi pada implementasi Penguatan Pendidikan Karakter. “Justru, bagi kami, Mendikbud sedang berusaha melaksanakan visi revolusi mental yang menjadi visi utama Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla,” ujarnya.

Soal kekhawatiran bahwa, permendikbud tersebut akan merugikan madrasah Diniyah, Dahnil menilai, justru tidak beralasan, melalui Permendikbud tersebut, Madrasah Diniyah memiliki kesempatan lebih luas dikoneksikan dengan Sekolah Umum sehingga Madrasah Ibtidaiyah bisa berkembang bersamaan dengan Sekolah Umum mencerdaskan anak bangsa khususnya, dalam upaya penguatan karakter.

“Mendikbud Prof Dr Muhadjir Effendi yang Kami kenal adalah orang yang Tegar dan Tegas dengan pendirian beliau. Bila ikhtiar ikhlas beliau menindaklanjutkan instruksi presiden untuk menguatkan pendidikan karakter untuk merealisasikan visi revolusi mental di politisasi oleh berbagai pihak dengan narasi-narasi yang menyesatkan, meski sudah dijelaskan secara langsung, dan sudah dapat diterima dengan baik melalui dialog, namun hanya untuk kepentingan politik dan ekonomi kelompok tertentu tetap dipolitisasi, tentu beliau akan bersikap dengan proporsional dan tegas. Kami yakini, jabatan menteri bukan tujuan beliau dan kapan saja beliau pasti siap melepaskannya. Memberikan kontribusi mencerdaskan dan mendorong perubahan akhlak anak bangsa adalah tujuan utama beliau,” ujarnya.

 

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!