26.2 C
Jakarta

Dikukuhkan Menjadi Guru Besar Polimedia, Prof Purnomo Ananto Soroti Pentingnya Etika dalam Budaya Digital yang Positif

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Politeknik Negeri Media Kreatif yang berdiri sejak tahun 2008 untuk pertama kalinya memiliki Guru Besar (Profesor) yang pengukuhannya dilakukan oleh Direktur Polimedia Dr. Tipri Rosa Kartika MM. dalam Sidang Senat terbuka Politeknik Negeri Media Kreatif pada Kamis (8/5/2025). Prof. Dr. Drs. Purnomo Ananto, MM, menjadi Guru Besar Bidang Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Tinggi, Sain, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor: 140512/M/07/2024 tanggal 11 Desember 2024.

Direktur Polimedia Tipri Rose Kartika dalam sambutannya mengatakan, keberadaan Guru Besar pertama di Polimedia ini diharapkan menjadi contoh teladan dan penyemangat civitas academica dalam menjaga nilai marwah akademik.

“Kita tahu bersama pengukuhan ini bukan hanya pencapaian pribadi. Keilmuan beliau dalam bidang Pendidikan dan Kewarganegaraan sangat relevan dengan tantangan komunikasi saat ini. Bagaimana membangun ruang publik yang sehat di tengah dunia digital yang kompleks. Kita butuh panutan moral dan kewarganegaraan yang kokoh, keilmuan beliau inilah yang perlu dikembangkan,” ujar Tipri Rose Kartika.

Direktur Polimedia Dr Tipri Rose Kartika saat mengukuhkan Prof Purnomo Ananto jadi guru besar Polimedia

Sementara itu, Prof Purnomo Ananto dalam orasi Ilmiahnya yang berjudul Studi Persepsi Guru dan Siswa di Indonesia dan Tingkat Kewarganegaraan Digital menyampaikan pandangannya bahwa kemajuan teknologi telah berdampak signifikan terhadap masyarakat, khususnya bagaimana teknologi memungkinkan orang berinteraksi dan terlibat dengan orang lain di ranah public. Bahkan peningkatan akses guru dan siswa ke sejumlah komunitas daring memungkinkan mereka menerima informasi tentang isu terkini sehingga dengan demikian mendorong mereka untuk berpartisipasi dalam diskusi global.

Melalui orasi tersebut, ia menekankan bahwa perlunya empat kategori utama yang harus dimasukan dalam mencerminkan kewarganeagraan digital individu, yaitu identitas diri, kepercayaan, perlindungan, dan penggunaan digital yang sehat. Ini bertujuan untuk mengetahui pentingnya berkomunikasi secara digital dengan penuh tanggung jawab.

“Penelitian ini tentunya untuk membuktikan bahwa guru dan siswa sama-sama memiliki kesadaran tinggi dan bersikap positif tentang kewarganegaraan digital,” urai Prof. Purnomo Ananto.

Untuk itulah, lanjutnya, Prof. Purnomo Ananton dalam studinya mengharapkan pentingnya etika dan rasa nasionalisme sehingga membangun budaya digital yang positif.

“Meskipun perkembangan teknologi yang maju telah memainkan peran penting dalam mempromosikan komunitas global bagi orang-orang di seluruh dunia, namun sedikit sekali perhatian yang diberikan dalam literatur yang mengeksplorasi kesiapan guru dan siswa untuk menjadi bagian dari kewarganegaraan digital, khususnya dalam konteks pendidikan Indonesia” jelasnya.

Inti dari penelitian ini menunjukkan bahwa guru dan siswa memiliki kesadaran tingkat tinggi dan bersikap positif tentang kewarganegaraan digital. Namun, meskipun guru dan siswa menganggap bahwa internet telah membantu mereka mengembangkan pemahaman tentang isu-isu politik dan sosial, ternyata mereka memiliki lebih sedikit aktivitas politik daring. Mereka enggan membahas isu-isu politik dan sosial di komunitas daringnya.

Dalam penutup orasinya Prof. Purnomo Ananto meyampaikan bahwa Analisis Rasch DIF mengungkapkan bahwa kesadaran dan persepsi guru dan siswa tentang kesadaran digital secara statistik serupa. Meskipun, temuan menunjukkan aktivitas peserta dalam aktivitas politik secara statistik berbeda dengan usia mereka. Namun, guru dan siswa terbukti memiliki tingkat kewarganegaraan digital yang sama. Perbedaan kesadaran tentang kewarganegaraan digital antara sekolah kejuruan dan non-kejuruan mengindikasikan adanya kesenjangan dalam proses pengajaran kewarganegaraan digital di kedua jenis sekolah tersebut. Meskipun kurikulum 2013 saat ini telah menyarankan materi dan hasil pembelajaran yang serupa, mendesain ulang kurikulum sekolah harus mengatasi kesenjangan ini.

Prof. Dr. Drs. Purnomo Ananto, M.M merupakan dosen jurusan komunikasi yang mengampu mata kuliah pendidikan kewarganegaraan dan pancasila. Anak dari pasangan Bapak Subadi dan Ibu Sri Murni ini menempuh pendidikan sarjana di Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (Saat ini Univeritas Negeri Jakarta) pada 1980. Kemudian melanjutkan jenjang magister Bidang Manajemen (Sumber Daya Manusia) di STIE IPWIJA pada 1996 dan tahun 2014 menyelesaikan gelar doktor di Universitas Pendidikan Indonesia Bandung bidang Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.

Selama kiprahnya di dunia pendidikan, Prof. Dr. Drs. Purnomo Ananto, M.M mejabat sebagai Direktur Polimedia periode 2018 s.d 2022. Selain aktif sebagai dosen, pria kelahiran 1960 ini bergabung di Asosiasi Profesi Dosen Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan sejak tahun 2012. Ia juga menerbitkan buku sejumlah buku, diantaranya Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi Vokasi (2023); Rekonstruksi Pemikiran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Mengembangkan Soft Skills dan Karakter Sumber Daya Manusia Industri Kreatif (2021) dan sebagainya.

Eksistensinya di dunia penerbitan juga membuat Prof. Dr. Drs. Purnomo Ananto, M.M mendirikan Forum Pengembangan Buku Elektronik (FPBEI). Ia mejabat sebagai Ketua Umum Asosiasi Penerbit Perguruan Tinggi Indonesia (APPTI) Korwil Jabodetabek periode 2015 – 2019, Ketua Umum APPTI Pusat periode (2019 – 2023 dan 2023-2027).

Dengan dilantiknya sebagai Guru Besar, Prof. Dr. Drs. Purnomo Ananto, M.M berharap ini dapat melahirkan keberagaman keilmuan demi mendorong Polimedia bersaing di level Internasional.

Seperti diketahui, Polimedia merupakan perguruan tinggi vokasi satu-satunya yang berorientasi pada industri kreatif. Berdiri sejak tahun 2008, Polimedia kini telah memiliki 15 program studi di Kampus Jakarta, 4 Program Studi di PSDKU Medan, dan 4 Program Studi di PSDKU Makassar. Polimedia dengan Akreditasi Baik Sekali telah mencetak ribuan lulusan yang berkompeten di industri kreatif.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!