27.3 C
Jakarta

Road to ISEF 8th 2021: Jadikan Indonesia Pemain Utama Fashion Muslim Dunia

Baca Juga:

Jakarta, Menara62.com –Perkembangan jumlah umat Muslim dunia menjadi salah satu pemicu utama yang mendorong pertumbuhan industri fashion Muslim. The State Global Islamic Economy Report 2020/2021 yang baru saja dirilis, melaporkan konsumsi fashion Muslim dunia pada 2019 mencapai 277 miliar dolar AS.

Industri fashion Muslim yang merupakan bagian dari industri pakaian jadi memiliki kontribusi cukup besar terhadap perekonomian nasional. Indonesia menduduki peringkat ketiga sebagai negara yang mengembangkan fashion Muslim terbaik di dunia setelah Uni Emirat Arab dan Turki.

Indonesia seharusnya dapat menjadi pemain utama industri fashion muslim dunia karena memiliki keanekaragaman produk, keberadaan komunitas fesyen muslim, serta asosiasi fesyen muslim yang tersebar di berbagai daerah. Inovasi dan kreativitas pelaku industri menjadi kunci dalam melakukan upaya akselerasi pengembangan industri akan dapat memenangkan potensi pasar global.

Dalam rangka menangkap peluang pasar global akan industri fashion muslim dan produk halal melalui kegiatan ekspor, maka DEKS (Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah) Bank Indonesia (BI) bekerja sama dengan Indonesian Islamic Youth Economic Forum (ISYEF) mengadakan rangkaian kegiatan Road to Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 8th 2021: Indonesia International Halal Fair (I2HF) – Youth Social empowerment Entrepreneurs Talkshow & coaching pada hari Sabtu – Minggu, 26-27 Juni 2021 yang diadakan secara virtual, dengan mengangkat tema besar “Sustainable Muslim Fashion”.

Acara talk show sesi pertama dihadiri oleh Franka Soeria, Co-Founder #Markamarie; Hari Widodo, Direktur Pengembangan Pasar dan Informasi Ekspor Kemendag RI; Mohammad Isnaeni, Head of Micro Business Group BSI yang memberikan pemaparan terkait Peluang Ekspor Fashion Muslim Indonesia. Pada sesi talk show kedua dihadiri oleh Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI; Fahmi Hendrawan, Founder Fatih Indonesia; Jenahara Nasution, Muslim Fashion Designer yang membahas mengenai Fashion Muslim Indonesia yang mendunia. Hadir sebagai moderator Atras Mafazi, Ketua Umum ISYEF.

Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI dalam talk show hari kedua ini menyampaikan bahwa Indonesia, khususnya Jakarta, selayaknya menjadi “Muslim Fashion Capital of the World” karena secara kualitas maupun pasar menjanjikan. “Selama ini, teman-teman yang terlihat bergerak di bidang ekonomi Syariah hanya ada FoSSEI. Saya senang saat ini semakin banyak anak muda yang bergerak seperti ISYEF ini. Anak muda lah lokomotif masa depan bangsa kita. Bicara soal fashion Muslim, masyarakat kita mayoritas masih menjadi konsumen atau pasar dari fashion Muslim. Lebih tepatnya, Indonesia duduk di urutan ketiga dalam hal konsumsi baju Muslim, mengikuti Turki dan Uni Emirat Arab. Sudah banyak pengusaha baju Muslim, tetapi belum banyak ekosistem yang terbangun,” kata Sandiaga. “Oleh sebab itu, kita harus menciptakan ekosistem yang solid dan membanun sinergi yang berkesinambungan di pasar fashion Muslim ini. Kemenparekraf memiliki berbagai program untuk memberdayakan calon wirausaha, seperti “Inkubasi Online Digital Entrepreneurship 2.0”. Selain itu, kami juga akan terus membuka peluang bagi para pelaku ekraf agar dapat bersaing dengan para pelaku usaha di tingkat global,” tambahnya.

Franka Soeria, Co-Founder #Markamarie mengatakan bahwa dukungan pemerintah pada industri modest fashion sudah cukup tinggi. Namun sayangnya, masih ada kendala berkenaan dengan branding dan styling yang cenderung tradisional. “Untuk mengembangkan fashion Muslim di Indonesia, kita perlu membuat inovasi desain yang modern dan universal. Selain itu, menjadi sangat penting untuk menciptakan ekosistem yang solid di industri ini dengan azas kolaborasi. Semuanya itu dikemas dalam balutan story telling yang tepat,” ujarnya.

Hari Widodo, Direktur Pengembangan Pasar dan Informasi Ekspor Kemendag RI dalam kesempatan ini menyampaikan, “Peluang pasar untuk produk fashion Muslim Indonesia masih besar, namun perlu terus digali dan digarap dengan lebih maksimal lagi. Diperlukan fokus dan konsistensi jika ingin memasarkan produk Indonesia ke pasar global; misalnya fokus pada permintaan negara tujuan ekspor,” katanya. Hari pun menambahkan bahwa ekspor fashion tidak hanya guna menambah nilai devisa semata, namun juga perlu memberikan added value atau nilai tambah pada produk fashion Indonesia di mata dunia.

Jenahara Nasution, Owner Brand Fashion Jenahara turut memberikan pandangannya tentang perjalanan industri modest fashion di Indonesia. “Kalau lihat ke belakang, 10 tahun lalu saat awal-awal merintis brand fashion Jenahara, tantangannya cukup banyak. Saat ini sudah jauh lebih mudah karena industrinya semakin berkembang, semakin banyak orang yang merasa percaya diri menggunakan fashion Muslim karena pilihan model yang semakin stylish. Dalam transformasi industri ini, brand harus bisa survive dan stay relevant dengan situasi pasar. Sebagai contoh, saya biasa membuat pakaian untuk office look. Dengan adanya pandemi, saya harus beradaptasi dengan membuat desain pakaian yang nyaman dan tetap stylish untuk digunakan di rumah.”

Menuju puncak ISEF 8th di bulan Oktober nanti, Bank Indonesia bersama MES dan ISYEF akan menghadirkan berbagai rangkaian acara untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia dari berbagai aspek. Untuk informasi selanjutnya terkait ISEF, silakan kunjungi halaman ini.

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!