33.6 C
Jakarta

Seribu Puisi SMP Muh PK Kottabarat untuk Korban Tsunami Selat Sunda

Baca Juga:

Laut bercerita/Gunung meronta/Kekuasaan tuhan semata/Tanpa ada yang meminta//
Kini telah terjadi/apa yang dipikiri/penyembuhan diri/penguatan hati//
Pada sendu dan isak tangis di sekeliling kota/Ada doa lamat-lamat jadi keras terdengar/ Menumbuhkan semangat di tengah duka/membangun keyakinan di saat nestapa//

Kepada saudara, sahabat, kerabat, semua yang terkenan bencana/pastikan dan yakinkan diri/kalian tak kan sendiri/kami selalu mendoakan kalian untuk yang terbaik//

Begitu untaian puisi berjudul “Penguatan” yang dibacakan oleh siswa kelas 7 A SMP Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta, Nabila Alya Makhbita dalam acara yang bertajuk Seribu Puisi untuk Korban Tsunami Selat Sunda di sekolah pada Rabu (9/1/2018).

Aryanto, Humas SMP Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta mengatakan, siswa, guru, dan karyawan pada hari ini bersama-sama melaksanakan aksi solidaritas peduli terhadap korban tsunami Selat Sunda. Kepedulian dilakukan dengan sholat ghaib dan berdoa bersama-sama. Kegiatan dilanjutkan dengan pembacaan puisi bertema kemanusiaan dan penggalangan dana.

“Tujuan kegiatan adalah untuk mengasah rasa kepedulian, simpati, dan empati para siswa dan guru terhadap sesama serta menggalang dana untuk meringankan beban dari para korban tsunami Selat Sunda,” ujar Aryanto.

Sholat Ghaib di aula SMP

Kegiatan dimulai pukul 07.00, dengan melaksanakan sholat ghaib dan berdoa bersama-sama di mushollah sekolah. Kemudian siswa berkumpul di teras halaman tengah sekolah. Di sini, mereka mengikuti aksi solidaritas peduli korban tsunami yang bertajuk “Seribu Puisi untuk Korban Tsunami Selat Sunda”.

Siswa membacakan puisi bertema kemanusiaan secara bergantian, lalu menempelkan puisi di mading sekolah. Saat siswa membaca puisinya, terlihat siswa yang lain begitu khusyuk mendengarkannya.

“Puisi-puisi tersebut, sebagai bentuk ungkapan perasaan kepedulian, simpati, dan empati serta doa para siswa terhadap para korban dan keluarga yang ditinggalkan,” ujar Aryanto.

Kegiatan dilanjutkan dengan penggalangan dana yang dipimpin oleh siswa-siswa yang tergabung dalam IPM sekolah.

Ada yang menyentuh saat salah satu siswa kelas 7 A, Nabila Alya Makhbita membacakan puisi yang berjudul “Penguatan”. Dalam puisi tersebut ia menyebutkan laut bercerita/ gunung meronta sebagai tanda kekuasaan dari Tuhan.

Di akhir puisi, Nabila menyampaikan kepada para korban tsunami Selat Sunda untuk memastikan dan meyakinkan diri mereka, bahwa mereka tak sendiri. “Kami selalu mendoakan yang terbaik untuk kalian.

Kepada saudara, sahabat, kerabat, semua yang terkenan bencana/ pastikan dan yakinkan diri/ kalian tak kan sendiri/ kami selalu mendoakan kalian untuk yang terbaik//

Dalam kesempatan lain, Azzahra Nur Landhep Ramadhani siswa kelas 7 A juga membacakan puisi yang berjudul “Ketika Sang Penguasa Bertindak”. Ia menyampaikan pesan moral kepada manusia, untuk menjaga alam, karena manusia dan alam itu satu.

Manusia dan alam/ dua jiwa yang takkan terlepas/ hanya terlepas bila satu pihak berkhianat/ laut telah kecewa/ meluapkan amarah yang membara/ meluluhkan lantakkan semua yang diterjangnya//

Akhir puisi ia menyampaikan bahwa alam butuh penjaganya yaitu manusia.

Sampai kita tersadar/ bahwa alam hanya ingin penjaga dirinya//

Aryanto menambahkan, berdasarkan hasil perhitungan donasi yang terkumpul pada hari ini, sejumlah Rp 8.840.000,00 (Delapan juta delapan ratus empat puluh ribu rupiah). Donasi tersebut akan disalurkan lewat LAZISMU (Lembaga Alam Zakat Infaq dan Sedekah Muhammadiyah) PDM Kota Surakarta.

 

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!