Karya: Mariam Ashraf (Pemelajar BIPA Asal Mesir)
Kurator: Devi Virhana
Bendera Holandia telah berada di setiap gang buntu
Mengepak di langit negaraku mempersempit cita-citaku hingga nafasku hilang
Wahai negara suciku Indonesia
Negara hijauku yang telah bertahan lama melihat ragam bendera di atas bangunannya
Tanahmu haus akan darah para pahlawan yang memanggil setiap jiwa,
memuaskan tumpah darah pahlawan, yang menjadikan tanahmu subur untuk kemerdekaan dan kebebasan.
Darah pahlawan telah membangun negeri ini, bak sinar matahari yang membentengi, mengabadikan 17 Agustus sebagai hari kemerdekaan.
Demi tanahmu Indonesiaku, kami akan mengangkat benderamu sampai ke langit ketujuh, suara kemerdekaan akan terus bergema di setiap jalan.
Demi tanah ini kita akan berteriak, sampai darah kita habis kita akan berteriak, Merdeka! Merdeka! Sampai nama Indonesiaku mendunia.
Wahai Indonesia, hai Indonesia! Aku ingin mendengar teriakanmu yang setia bahwa darah pahlawan tidak sia-sia.
Ayo, berteriak merdeka! merdeka!
Dengan jiwa, hidup, dan usia kami
Kami akan menjaga tanah ini
Senyum manis Indonesiaku
Melarutkan kebencian musuh
Jangan bersedih, jangan bersedih
Dan angkatlah kepalamu setinggi-tingginya
Hari ini tanahmu merdeka lagi
Darah para pahlawan akan tetap dalam warna benderamu untuk menghidupkan mu kembali.
Telah gugur pahlawanku
Tunai sudah janji bakti
Gugur satu tumbuh seribu
Gugur satu tumbuh seribu
Tanah Air Jaya pasti
Indonesiaku
Keterangan:
Puisi kemerdekaan ini merupakan buah karya pemelajar program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing atau dikenal dengan program BIPA asal Mesir. Program BIPA ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk menginternasionalkan bahasa Indonesia sesuai dengan amanat UUD 1945 tentang peningkatan fungsi bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional. Saat ini, lebih 45 negara telah memperlajari bahasa Indonesia dan diprediksi akan terus bertambah.
Mariam salah satu pemelajar yang berhasil sampai ke tingkat mahir berbahasa Indonesia. Kini, ia mulai merambat untuk mencintai sastra seperti menulis dan membaca puisi. Motivasi menulisnya pun mendapat dukungan dari Devi Virhana yang juga penggiat BIPA, sekaligus kurator puisi. Mereka kerap berkolaborasi dan saling mendukung dalam menciptakan karya.
#Bahasa IndonesiaMendunia