25.9 C
Jakarta

Siswa SD Muhammadiyah 1 Surakarta Diberikan Penyuluhan Kesehatan Penyakit Menular

Baca Juga:

SOLO, JAWA TENGAH – Selasa (12/12/2017) Sekolah Pendidikan Karakter berbasis TIK SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta, mengadakan kegiatan jeda penilaian akhir semester (PAS). Saat jeda ini, diisi dengan kegiatan salah satunya adalah penyuluhan penyakit menular. Peserta kegiatan, dikhususkan untuk siswa kelas 4 dan 6 yang berjumlah 258 siswa.

“Untuk kegiatan penyuluhan penyakit menular kami mengambil tempat di aula. Bertujuan mewujudkan dan menyadarkan pentingnya kesehatan bagi siswa-siswi agar terbiasa dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS),”  ujar Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas Dwi Jatmiko SPdI.

Di sini, menurut Jatmiko, anak-anak diajak untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Salah satu kebiasaan sehat itu adalah cara mencuci tangan pakai sabun yang baik dan benar. Mencuci piring habis santap siang secara mandiri, membeli makanan, jajanan sehat di kantin sehat yang terhindar dari 3 P (plastik, pengawet, perwarna), serta mengetahui kebersihan gigi dan mulut,”

“Kegiatan ini dalam rangka menumbuhkembangkan dan menyadarkan generasi zaman now atau muda pentingnya akan arti kesehatan dan cara penerapan secara baik dan benar agar terhindar dari penyakit dan menjadi generasi sehat, kuat, tangguh dan berguna bagi keluarga, masyarakat, agama, nusa, dan bangsa,” ujarnya.

Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Surakarta meminta kepada anak-anak atau peserta didik agar terus meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit difteri.

“Apa itu difteri? Difteri adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Corynebacterium diphtheriae, ditandai dengan adanya peradangan, terutama pada selaput bagian dalam saluran pernapasan bagian atas, hidung dan juga kulit. Penyakit ini sangat mudah menular dan berbahaya karena dapat menyebabkan kematian,” kata Kepala UPT Puskesmas Setabelan dr Sri Rahayu Susilowati, di hadapan ratusaan siswa-siswi SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta.

Dia menjelaskan, dampak dari difteri di antaranya tersumbatnya saluran pernapasan, gagal jantung. Pihaknya menghimbau melalui jalur pendidikan, untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit difteri dan mengenal ciri-ciri difteri dengan baik. Terutama jika mengalami demam, suhu lebih kurang 38 °C, ada selaput putih keabu-abuan pada tenggorokan, sakit waktu menelan, leher membengkak seperti leher sapi (bullneck). Kondisi ini disebabkan karena pembengkakan kelenjar leher, dan sesak nafas disertai bunyi (stridor).

Dia menuturkan, apabila ada satu orang yang terjangkit penyakit difteri, maka harus segera dilakukan tindakan pertolongan pertama pada orang yang terjangkit. “Kalau tiba-tiba ada satu orang yang kena penyakit difteri, langkah pertama datang ke pelayanan kesehatan, kedua segera melapor ke Dinas Kesehatan setempat, dan ketiga melaksanakan PHBS,” katanya.

Lebih lanjut, dia mengungkapkan, difteri dapat disembuhkan apabila orang yang terjangkit tidak terlambat dalam mendapatkan pertolongan. “Cara mencegah difteri dengan imunisasi, bayi dan baduta: Bayi (0-11 bulan) wajib mendapatkan 3 dosis imunisasi dasar DPT-HB-Hib pada usia 2,3 dan 4 bulan. Kemudian dilanjutkan dengan 1 dosis DPT-HB-Hib pada usia 18 bulan sedangkan anak sekolah dasar/sederajat kelas 1, wajib mendapatkan 1 dosis imunisasi DT. Anak sekolah dasar/sederajat kelas 2 dan 5 wajib mendapatkan imunisasi Td,” ujarnya.

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!