33.5 C
Jakarta

Dies Natalis ke-70 Unkris, Momen Tepat Jaga Semangat dan Cita-Cita Para Pendiri

Baca Juga:

BEKASI, MENARA62.COM – Rayakan Dies Natalis ke-70, Universitas Krisnadwipayana (Unkris) gelar acara tumpengan dan doa bersama anak yatim, Jumat (1/4/2022). Kegiatan yang berlangsung di gedung rektorat dan masjid Al Ikhsan Unkris tersebut dihadiri pimpinan Unkris mulai dari rektor, warek 1, warek 2, warek 3, ketua lembaga, dekan, wakil dekan dan semua kaprodi.

Hadir pula Ketua Yayasan Unkris Amir Karyatin SH berserta jajarannya, Ketua Dewan Pembina Yayasan Unkris Prof Gayus Lumbuun, Ketua Pengawas Yayasan Unkris Dr Ali Juhardi, mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang juga guru besar FE Unkris Prof Dr Bomer Pasaribu.

Dalam sambutannya Rektor Unkris Dr Ir Ayub Muktiono M.SIP, CIQaR mengatakan di tengah pandemi Covid-19 yang belum sepenuhnya berakhir, dies natalis Unkris tahun ini kembali dilaksanakan secara sederhana. “Tahun ini acara dies natalis dilaksanakan secara sederhana. Tetapi semoga tidak mengurangi makna dies natalis itu sendiri,” kata Rektor.

Ibarat manusia, usia 70 tahun adalah usia yang sudah sangat matang. Pun demikian dengan Unkris, perguruan tinggi yang bermula dari konsulat Balai Perguruan Krisnadwipayana tahun 1952 tersebut terus tumbuh dan mengalami kemajuan yang pesat. Jurusan hukum yang menjadi cikal bakal Unkris bahkan telah melahirkan banyak tokoh mumpuni dibidang hukum. Pun jurusan lainnya, alumni Unkris telah banyak yang sukses berkarier baik dibidang legistaltif, eksekutif maupun yudikatif, dari jabatan anggota parlemen, mahkamah agung, menteri, pengusaha, dan lainnya.

Ketua Yayasan Unkris Amir Karyatin SH saat menyerahkan santunan untuk anak yatim

Semua pencapaian tersebut lanjut Rektor, tidak terlepas dari perjuangan para pendiri Unkris dan pimpinan Unkris sebelumnya. “Karena itu sudah menjadi kewajiban kita untuk berterimakasih dan mendoakan mereka yang telah mendahului kita, semoga segala amal kebaikan mendapatkan ganjaran setimpal dari Allah SWT,” tegas Rektor.

Menurut Rektor, dies natalis adalah momen yang tepat untuk terus menjaga semangat guna melanjutkan tongkat estafet cita-cita para pendiri Unkris yakni melahirkan generasi yang unggul, cerdas dan berakhlak mulia. “Berjanjilah bahwa kita semua yang hadir di sini untuk terus meneladani dan menjaga amanah yang diberikan oleh para pendiri Unkris,” tukasnya.

Di tempat yang sama, Ketua Pembina Yayasan Unkris Prof Gayus Lumbuun menyampaikan rasa syukurnya bahwa Unkris dapat melewati masa-masa sulit dalam perjalanannya hingga mampu mencapai usia 70 tahun. “Masa-masa sulit itu antara lain munculnya konflik. Tetapi bersyukur bahwa konflik tersebut dapat diatasi dengan baik bahkan pada akhirnya menguatkan Unkris menjadi jajaran perguruan tinggi swasta yang diperhitungkan di kancah nasional,” kata Prof Gayus.

Menurut Prof Gayus, konflik itu selalu ada dan dijumpai dimana-mana, bahkan dalam keluarga. “Piring saja berdenting ketika bergesekan. Demikian pula lembaga kampus, tentu konflik selalu ada dengan skala yang ringan, sedang hingga berat,” tuturnya.

Kuncinya, ketika terjadi konflik semua lini pimpinan, mulai dari pimpinan rektorat, pimpinan ditingkat fakultas, dosen, dan juga mahasiswa dapat bersikap tegas dalam menghadapi konflik. “Saya kira tidak semua konflik itu jadi bencana, tidak semua konflik itu jelek. Selama kita masih hidup di tengah masyarakat, konflik akan selalu ada. Kuncinya, bagaimana kita tegas bersikap,” tukas Prof Gayus.

Unkris lanjut Prof Gayus telah melahirkan banyak sekali tokoh-tokoh hebat mulai dari Menteri, Jaksa Agung, Dubes, bahkan kepala staf TNI AD merupakan alumni Unkris.

Sementara itu, Ketua Steering Committee Dies Natalies ke-70 Unkris Dr. Parbuntian Sinaga didampingi Ketua Pelaksana Dr Susetya Herawati  menjelaskan bahwa Dies Natalis 70 ini masih dilakukan dengan sangat sederhana. “Tepat pada tanggal lahirnya Unkris yakni 1 April kami menggelar kegiatan pemotongan tumpeng dan doa bersama anak yatim,” kata Parbuntian.

Kegiatan dies natalis akan berlanjut setelah Idulfitri dengan pertandingan-pertandingan antar unit baik itu Rektorat maupun tingkat Fakultas untuk menumbuhkan kebersamaan. Pertandingan ini akan melibatkan unsur pimpinan, dosen hingga mahasiswa.

Dari kiri ke kanan: Prof Bomer Pasaribu, Prof Gayus Lumbuun, Amir Karyatin dan Dr Ayub Muktiono

Selain itu, rangkaian Dies Natalis ke-70 Unkris juga mengagendakan Orasi Ilmiah sebagai bagian dari tradisi keilmuan dan akademik Unkris. Sebab sebagai sebuah institusi pendidikan, Unkris memegang tanggung jawab yang besar untuk senantiasa mengembangkan penelitian dan kajian diberbagai disiplin keilmuan demi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

“Sebagai bentuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka pada dies natalis kami mengagendakan orasi ilmiah,” tandas Parbuntian.

Ia berharap rangkaian Dies Natalis ke-70 Unkris yang melibatkan semua sivitas akademika termasuk alumni dapat berjalan lancar.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!