26 C
Jakarta

Salah Satu Kampus Prestisius yang Unggul di Indonesia, UMS Jalin Kerja Sama dengan Bukhara University of Innovation

Baca Juga:

SOLO, MENARA62.COM – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menerima kunjungan perwakilan Bukhara University of Innovation (BUI), Uzbekistan, di Ruang Sidang Rektorat, Gedung Induk Siti Walidah, Selasa (24/12/2024).
Dalam kegiatan tersebut, Wakil Rektor I  Bidang Akademik, Riset, Pengabdian, Publikasi, dan HAKI UMS, Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M.Hum., mengatakan UMS siap menjalin kerja sama untuk mengembangkan fakultas kesehatan di BUI. Namun, untuk sampai pada tahapan tersebut, perlu dilakukan kerja sama awal.
“Kami siap untuk mengembangkan fakultas kesehatan di Bukhara University of Innovation. Namun, diawali dulu dengan joint research dan joint publication dahulu,” ujar Harun.
Kerja sama tersebut tak hanya sebatas pada riset dan publikasi. Kepala Biro Kerja Sama dan Urusan Internasional (BKUI) UMS, Andy Dwi Bayu Bawono, menyebut UMS bersama Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) akan membuka kelas bersama di BUI.
“Di sana (Uzbekistan) bahasa Inggrisnya masih kurang, sehingga membutuhkan dosen yang mampu mengajar dalam bahasa Inggris,” ujar Andy.
Andy membeberkan, BUI berencana membuka kelas internasional dengan bahasa pengantar bahasa Inggris. Kerja sama tersebut menjadi bentuk dukungan UMS dan UMY untuk peningkatan kualitas pendidikan di BUI.
Disinggung mengenai rencana jangka panjang, Andy menyebut BUI berencana membuka fakultas yang berfokus pada bidang kesehatan. Fakultas tersebut nantinya akan menggabungkan program studi kedokteran dan ilmu kesehatan.
“Fokusnya adalah bagaimana kita akan mengembangkan fakultas yang mengarah pada kesehatan dengan bahasa pengantar bahasa Inggris,” imbuh dia.
Rektor Bukhara University of Innovation, Prof. Dr. Roziyeva Dilnoz Isomjonovna, mengaku tertarik menjalin kerja sama dengan UMS, karena kampus UMS merupakan salah satu kampus prestisius dengan rumpun studi di bidang kesehatan yang unggul di Indonesia.
“Kami ingin membuka fakultas kesehatan dan membutuhkan pengajar yang dapat mengajar dalam bahasa Inggris,” ujar Roziyeva.
Roziyeva mengaku perguruan tinggi di Uzbekistan tidak memiliki kesempatan dan presitis selayaknya UMS dan kampus lainnya di Indonesia. Pihaknya memandang kerja sama perlu dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan kesehatan di Uzbekistan.
Rektor Roziyeva memandang Muhammadiyah sebagai organisasi dengan kepemilikan laboratorium kesehatan yang banyak. Begitu pun dengan jumlah program studi kesehatan yang tersebar di Indonesia. Tidak heran jika BUI melirik UMS dan UMY untuk mengembangkan fakultas kesehatan.
“Kami sangat senang karena diberi kesempatan untuk mengenal pendidikan kesehatan di kampus-kampus milik Muhammadiyah,” kata Rektor BUI. (*)
- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!