25.3 C
Jakarta

Komitmen untuk Lestarikan Budaya, Penjas UMS Gelar Seminar Permainan Tradisional

Baca Juga:

SOLO,MENARA62.COM – Program Studi Pendidikan Jasmani (Penjas) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) mengadakan seminar permainan tradisional sebagai luaran dari mata kuliah Permainan Tradisional.

Berbeda dengan hari biasanya, Ruang Seminar Lantai 7 Gedung Induk Siti Walidah, Jumat (17/1/2025), dipenuhi dengan mahasiswa yang mengenakan busana tradisional Jawa seperti Beskap, Lurik, dan Kebaya, untuk mewarnai seminar permainan tradisional. Mereka juga menjamu tamu dengan memberikan segelas teh hangat dan makanan layaknya seperti sedang ‘njagong’.

Seminar permainan tradisional ini mengangkat tema “Menggali Kearifan Lokal melalui Permainan Tradisional untuk Membentuk Generasi Muda Berkarakter Bangsa”. Dosen pengampu mata kuliah Permainan Tradisional Dr. Eko Sudarmanto, S.Pd., M.Or., menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan luaran dari mata kuliah Permainan Tradisional. Kegiatan serupa telah beberapa kali dilakukan dengan konsep yang berbeda.

“Namun di kesempatan ini kita mencoba berbeda, yang awalnya konsepnya adalah show off permainan tradisional kemudian mempraktikan. Nah kita akan kemas kali ini dalam rangka seminar,” ungkap Eko.

Prodi Penjas UMS melalui mata kuliah Permainan Tradisional berkomitmen dan konsisten bahwa permainan tradisional tidak hanya sebagai jargon saja tetapi menekankan pada konsep bukan hanya pewaris permainan tradisional.

“Bukan hanya pewaris, mewarisi permainan tradisional itu tidak. Kami berupaya untuk melestarikan, dan sekarang bukan hanya sekedar melestarikan lagi tapi kebermanfaatan. Jadi sudah mulai ke arah penelitian-penelitian permainan tradisional yang ada kebermanfaatannya untuk masyarakat,” terang dosen UMS itu dengan tegas.

Dia menunjukkan bahwa Penjas UMS itu tidak hanya sebagai pewaris budaya bangsa yang hanya memandang, menyimak, dan memperhatikan tetapi Penjas UMS melestarikan dan bergerak agar prodi bisa memberikan sumbangsih mempraktikkan apa yang ada di dalam permainan tradisional dan mencapai kebermanfaatan di masyarakat.

Pada seminar ini, Penjas UMS menghadirkan seorang pembicara dari luar sehingga kolaborasi bukan hanya melalui dosen tetapi juga masukan-masukan dari luar menjadi salah satu konsep dari seminar. Pemateri yang dihadirkan adalah Nur Diatmoko. Dia adalah seorang penggiat seni juga seorang koreografer.

Nur Diatmoko memandang bahwa permainan tradisional memiliki banyak manfaat. Pendiri Moko Dance Studio itu menyebut permainan tradisional bisa dikembangkan ke berbagai bidang salah satunya adalah seni pertunjukkan. Permainan tradisional dapat dikolaborasikan dengan elemen seni lainnya seperti teater, tari, tembang, dialog, ataupun drama.

Salah satu karya dari Moko Dance Studio adalah Drama Musikal Dolanan Bocah Nadi Nala yang merupakan sebuah pertunjukan seni yang menggabungkan elemen tari, musik, dan teater untuk menghidupkan kembali keceriaan permainan tradisional anak-anak Indonesia.

“Pertunjukan ini menghadirkan cerita yang penuh pesan moral dengan narasi yang berpusat pada nilai kebersamaan, kreativitas, dan pelestarian budaya,” tuturnya.

Dalam drama musikal ini gerakan tari terinspirasi dari permainan tradisional seperti engklek dan gobak sodor yang diiringi dengan instrumen tradisional dan modern.

Hasil karya seni lainnya adalah seni pertunjukan “Aro Mencari Teman” sebagai inovasi dan kreativitas permainan tradisional. (*)

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!