30.5 C
Jakarta

Ini Varietas Padi yang Tahan Hama Wereng

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM– Menteri Pertanian Amran Sulaiman luncurkan varietas baru padi Green Super Rice (GSR) yakni Inpari 42 Agritan GSR dan Inpari 43 Agritan GSR,  Senin (21/8). Peluncuran dua varietas baru tersebut dilakukan bersamaan dengan dikukuhkannya Dewan Pengurus Pusat Masyarakat Perbenihan dan Perbibitan Indonesia (MPPI).

“Varietas padi ini memiliki banyak kelebihan, seperti berproduksti tinggi, sanggup bertahan saat kekeringan dan kebanjiran, serta tahan terhadap hama,” papar Amran.

Menurut Amran, bibit jenis ini mampu mengurangi penggunaan input seperti pestisida, pupuk kimia, dan air. Selain itu varietas padi GSR juga mampu berproduksi tinggi dalam kondisi sub-optimum, seperti kekeringan dan kebanjiran (amphibi). Begitu juga dengan ketahanannya dalam menghadapi terjangan hama wereng yang kerap datang.

“Produktivitasnya bisa mencapai 10 ton per hektar,  tahan wereng dan kekeringan. Jadi sekarang kita bisa selesaikan masalah hama wereng,” lanjutnya.

Varietas ini diakui Amran pernah diuji coba dalam kondisi serangan hama wereng cokelat di Karawang, Indramayu, Cilacap, Banyumas, dan Kebumen. Ternyata hasilnya sangat memuaskan. Bahkan varietas ini memiliki hasil beras (randemen) tinggi yakni lebih dari 65%.

“Secara fisik penampilan beras bening seperti kristal dan rasa nasi pulen yang disukai kebanyakan masyarakat Indonesia,” tukas Mentan.

Benih varietas Inpari 42 Agritan GSR dan Inpari 43 Agritan GSR itu sendiri telah diproduksi di Unit Produksi Benih Sumber (UPBS) BB Padi dan didistribusikan kepada pihak-pihak terkait, seperti UPBS Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan, serta produsen benih.

Hingga Juli 2017, UPBS BB Padi telah mendistribusikan benih sumber Inpari 42 Agritan GSR dan Inpari 43 Agritan GSR masing-masing sebanyak 1,4 ton dan 1,3 ton yang tersebar di Propinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Saat ini stok benih Inpari 42 Agritan GSR dan Inpari 43 GSR masing-masing sebanyak 3,5 ton dan 5,3 ton benih sumber. Ke depan diharapkan benih tersebut terus menyebar luas dan memberikan dampak kepada kesejahteraan petani.

Menurut Amran, padi jenis baru ini merupakan bentuk dedikasi pemerintah kepada masyarakat, supaya mendapatkan gabah dan beras dengan kualitas yang baik dan kuantitas yang mencukupi. Harapannya, benih dengan mutu terbaik terus menyebar luas dan memberikan dampak pada kesejahteraan petani.

Sementara itu Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementan Muhammad Syakir menjelaskan sifat kedua varian ini adalah amphibi atau mudah beradapatasi ketika kekurangan air pada musim kering dan dapat tergenang air selama 2 minggu. Rendemen beras dari padi ini bisa lebih dari 65%. Sementara pemberian pupuknya lebih irit, hanya 75% dari biasanya.

Kedua varietas padi ini memiliki produktivitas lebih besar dari padi jenis lainnya. Berdasarkan catatan Kementerian Pertanian, rata-rata padi di Indonesia memiliki produktivitas 5-6 ton gabah kering giling per hektare. Sementara Inpari 42 dan 43 bisa menghasilkan 10 ton gabah kering giling per hektare.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!