26.5 C
Jakarta

PTM Didorong Kembangkan Unit Bisnis Non-Akademik

Baca Juga:

BANTUL, MENARA62.COM — Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) dituntut untuk mengembangkan unit bisnis agar dapat memenuhi tiga puluh persen dari biaya operasionalnya. Sehingga hasil unit bisnis tersebut bisa mensubsidi dan meringankan mahasiswa dalam membayar uang kuliah.

Ketua PP Muhammadiyah Prof. Yunahar Ilyas mengemukakan hal tersebut pada Rapat Senat Terbuka “Laporan Tahunan Rektor dan Pidato Milad ke-37 UMY” di Gedung A.R Fachrudin B Kampus terpadu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Rabu (18/4/2018). Upacara puncak Milad UMY ke 37 menghadirkan Konsulat Jendral Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Arab Saudi, Dr Mohammad Heri Saripudin MA.

“Hal yang belum digarap dengan serius adalah bisnis. Walaupun sudah menjadi keputusan sejak Muktamar Muhammadiyah di Aceh tahun 1995,” kata Yunahar Ilyas yang juga dosen Fakultas Agama Islam (FAI) UMY ini.

Sebagai lembaga pendidikan, tujuan bisnis adalah untuk subsidi bagi mahasiswa. Kampus Muhammadiyah ke depan diharapkan tidak hanya bergantung pada sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) dari mahasiswa. “Sehingga PTM didorong untuk berbisnis apa saja, tidak harus yang besar,” jelas Yunahar.

Lebih lanjut Yunahar, mengatakan ada tiga fungsi utama Muhammadiyah yakni produsen nilai, pendidikan, dan pelayanan masyarakat. Ketiga fungsi tersebut sudah dilaksanakan dengan baik.

Sedang Rektor UMY Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, MP mengatakan UMY telah mengembangkan beberapa pos anggaran yang bukan dari mahasiswa. Sebagai upaya mencapai kemandirian finansial, telah berdiri beberapa unit usaha di berbagai bidang.
“Tahun 2017, berhasil mencapai omzet senilai Rp 17 miliar. Bahkan per Maret 2018 saja diperoleh Rp 4,9 miliar,” kata Gunawan.

Menurut Gunawan, sumber keuangan non-akademik nampak dari pengeluaran untuk beasiswa. Pada 2017, pembiayaan oleh Kementrian Riset Teknologi Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) maupun perusahaan eksternal UMY mencapai nilai Rp 2,3 miliar. “Penyediaan beasiswa internal UMY lebih besar, yaitu Rp 5,6 miliar,” tandas Gunawan.

Lebih lanjut Gunawan mengatakan ke depan UMY ingin menjadi International Reputable University. Untuk mewujudkan opsesi tersebut kini UMY terus menjalin hubungan dengan perguruan tinggi di luar negeri.

“Kami ingin akselerasi dari yang biasa orang lakukan. Pada tahun 2020, UMY berkomitmen menjadi International Reputable University. Sampai saat ini, UMY terus meningkatkan networking maupun kerjasama dengan beberapa perguruan tinggi bergengsi di luar negeri seperti dari Taiwan, Korea, Eropa,” kata Gunawan.
Saat ini, tandas Gunawan, UMY telah menjadi bagian dari proses akademik antar perguruan tinggi luar negeri dengan dibuktikan semakin banyaknya visiting profesor ke UMY, student exchange, dan semakin banyak aktivitas kegiatan internasional yang UMY lakukan. “Sekarang akses kemudahan dalam join riset dengan perguruan tinggi asing semakin terbuka. Bahkan UMY diberikan kesempatan untuk mengadakan seminar internasional di beberapa perguruan tinggi di Spanyol. Hal ini bentuk nyata dari kepercayaan yang mulai muncul dari proses internasionalisasi yang kami lakukan,” paparnya.

Penulis : Ahmad Fauzi
Fotografer : Ahmad Fauzi

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!