JAKARTA, MENARA62.COM – Indonesia merupakan salah satu negara yang cukup sering dilanda bencana alam. Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sepanjang tahun 2018, terjadi lebih dari 2.564 bencana alam di Indonesia.
Bencana alam ini tidak hanya mengakibatkan kerugian materil namun juga menimbulkan korban jiwa. Oleh karena itu Pemerintah menjadikan penelitian di bidang kebencanaan sebagai salah satu program utama, sebagai upaya memetakan, mencari solusi dan mencegah jatuhnya korban akibat bencana alam yang terjadi.
Hal tersebut disampaikan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir saat Peluncuran Kerja Sama Riset Kebencanaan Indonesia – Inggris melalui Program Newton Fund di Ruang VIP Lantai 2 Gedung D Kemenristekdikti (7/2).
Menteri Nasir meluncurkan program ini bersama Duta Besar Kerajaan Inggris untuk Indonesia, ASEAN dan Timor Leste, Moazzam Malik.
“Risetnya ini dilakukan Kemenristekdikti yang berkolaborasi dengan UK dengan Newton Fund maupun (dengan dana) dari Indonesia. Setelah itu mengedukasi pada mahasiswa atau masyarakat kampus. Masyarakat kampus inilah yang mengedukasi masyarakat nantinya. Supaya masyarakat paham kita di ring of fire, kita dikatakan negara rawan dilanda bencana, tapi kita harus tahu bencana itu sendiri, bagaimana timbulnya bencana, bagaimana bisa menghindari bencana. Dengan demikian tidak terjadi korban yang berkelanjutan,” ungkap Menteri Nasir dalam siaran persnya, Kamis (7/2/2019).
Menristekdikti mengatakan Kemenristekdikti mengadakan kerja sama dengan Departemen Bisnis, Energi dan Strategi Industri Inggris melalui Newton Fund untuk mendanai penelitian terbaik dalam bidang hidrometeorologi (yang membahas hujan lebat beserta dampaknya). Tiga penelitian terbaik di bidang kebencanaan hidrometeorologi mendapatkan 31 miliar rupiah untuk pendanaan riset dalam jangka waktu tiga tahun. Satu peneliti Indonesia akan berkolaborasi dengan satu peneliti Inggris  untuk melakukan penelitian kebencanaan.
Menteri Nasir menambahkan bahwa kerja sama riset kebencanaan dengan skema pendanaan Newton Fund ini berfokus pada bidang bencana hidrometeorologi. Kemenristekdikti dan peneliti Indonesia juga telah menginisiasi kerja sama riset kebencanaan gempa bumi, tsunami, asap, dan bencana alam lainnya dengan negara lain seperti Jepang, Amerika Serikat, Perancis dan negara lainnya.
Dalam kesempatan ini Dubes Inggris berharap melalui skema kerja sama ini peneliti Indonesia dan peneliti Inggris dapat menghasilkan penelitian yang berdampak besar pada penanggulangan bencana banjir.
“Bencana banjir dan longsor tidak hanya mengancam keberlangsungan hidup masyarakat, namun juga perkembangan ekonomi Indonesia. Ilmuwan terbaik Inggris dan Indonesia akan bekerja sama saling belajar agar bisa membuat suatu perubahan besar serta menginspirasi generasi ilmuwan muda berikutnya,” ungkap Duta Besar Inggris Moazzam Malik.