33.5 C
Jakarta

Standardisasi Dukung Konsep Masyarakat 5.0

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Peran standardisasi dalam perkembangan peradaban manusia tidak bisa dipungkiri. Sejak peradaban ada, hingga memasuki era industry 4.0 dan kini menuju society 5.0, manusia membutuhkan standardisasi.

“Generasi sekarang berubah, mulai dari society 1.0 sampai Society 5.0. Peran standardisasi dalam perkembangan peradaban manusia tidak bisa dipungkiri. Bisa dibayangkan apabila standardisasi ini tidak ada,” kata Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN) Bambang Prasetya dalam pembukaan Seminar Standardization in a Living “Society 5.0”, Rabu (27/3).

Diakui standardisasi ada sejak peradaban manusia itu ada. Maka perkembangan standardisasi akan selalu berjalan beriringan dengan perkembangan peradaban. Standardisasi akan selalu menjadi flatform bagi kehidupan manusia.

Bambang melanjutkan, ada 223 Standar Nasional Indonesia (SNI), mendukung revolusi industri 4.0. Sementara itu, untuk mendukung konsep masyarakat 5.0, ada 504 SNI. Standar tersebut diantaranya menyangkut keamanan informasi, record management, logistik, dan infrastruktur.

Untuk menjamin mutu, keselamatan, dan kemananan dalam menggunakan teknologi inovasi, penerapan SNI menjadi sangat penting.

“Tanpa standar dalam menggunakan teknologi inovasi tersebut, produk atau sistem tersebut tidak bisa bekerja secara selaras. Apalagi kaitannya dengan data dan informasi, misalnya drone, robot, keamanan informasi karena melibatkan big data, smart city. Ini menjadi penting sebagai contoh keamanan teknologi informasi sebuah aplikasi atau web. Persoalan ini bisa terjawab dengan standar,” kata Bambang.

Oleh karenanya, melalui Seminar Standardization in a Living “Society 5.0” ini diharapkan dapat dirumuskan strategi pengembangan standardisasi dalam menghadapi era society 5.0. Ini adalah wahana yang tepat bagi para pemangku kepentingan untuk berdiskusi, dan menjalin kerjasama yang positif yang pada akhirnya dapat tersusun kebijakan strategis standardisasi dalam menyongsong era society 5.0.

BSN Luncurkan Aplikasi SPPT SNI

Dalam seminar juga dilakukan penandatanganan MoU antara BSN dan KADIN, peluncuran Aplikasi Pengajuan Surat Persetujuan Penggunaan Tanda (SPPT) SNI, dan Skema Penilaian Kesesuaian yang dihadiri kurang lebih 150 orang yang terdiri dari anggota KADIN, Industri/organisasi dan UKM, Perguruan Tinggi, Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK), serta instansi terkait lainnya.

Seperti diketahui, SNI adalah satu-satunya standar yang berlaku secara nasional di Indonesia. Tanda SNI, merupakan bukti bahwa produk telah memenuhi acuan yang dipersyaratkan dalam SNI. Penggunaan tanda SNI, memberi jaminan akan produk yang aman dan berkualitas sehingga kepercayaan konsumen akan meningkat.

Untuk dapat menggunakan tanda SNI, penerap SNI harus disertifikasi terlebih dahulu oleh lembaga sertifikasi independen yang sudah diakui kompetensinya oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN). Setelah proses sertifikasi selesai maka akan terbit Sertifikat Kesesuaian yang menjadi salah satu persyaratan saat mengajukan SPPT SNI.

Pengajuan SPPT SNI sudah diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2014  tentang standardisasi dan penilaian kesesuaian, PP 34 tahun 2018 tentang sistem standardisasi dan penilaian  kesesuaian  nasional, serta Peraturan Kepala BSN Nomor 2 tahun 2017 tentang tata  cara  penggunaan  tanda SNI  dan tanda  kesesuaian berbasis  SNI.

Proses pengajuan SPPT SNI dilakukan secara online melalui fitur “Pengajuan SPPT SNI” yang terdapat dalam aplikasi Barang Ber-SNI atau Bangbeni (bangbeni.bsn.go.id). Pemohon mengajukan SPPT SNI dengan memasukkan Nomor Sertifikat Kesesuaian, kemudian mengisi identitas lengkap beserta dengan wilayah pemasaran yang menjadi target dari pemohon.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!