Tulisan ini merupakan prolog dalam buku Politik Inklusif Muhammadiyah, narasi pencerahan Islam untuk Indonesia Berkemajuan yang ditulis oleh Prof Haedar Nashir, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Judul prolog ini adalah Agama, Muhammadiyah, dan Politik Kebangsaan. Bagian awal, sudah ditayangkan disini, dan kedua, ketiga, keempat, kelima, keenam
Nilai Politik Muhammadiyah
Bagi warga Muhammadiyah, terdapat panduan nilai dalam berpolitik sebagaimana terkandung dalam “Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah“. Pedoman hidup itu sebagai berikut.
- Warga Muhammadiyah perlu mengembail bagian dan tidak boleh apatis (masa bodoh) dalam kehidupan politik melalui berbagai saluran secara positif sebagai wujud bermuamalah sebagaimana dalam bidang kehidupan lain dengan prinsip-prinsip etika/akhlaq Islam dengan sebaik-baiknya dengantujuan membangun masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
- Beberapa prinsip dalam berpolitik harus ditegakkan dengan sejujur-jujurnya, dan sesungguh-sungguhnya, yaitu menunjaikan amanat dan tidak boleh mengkhianati amanat, menegakkan keadilan, hukum dan kebenaran, ketaatan kepada pemimpin sejauh sejalan denganperintah Allah dan Rasul, mengemban risalah Islam, menunaikan amar ma’ruf nahi munkar, dan mengajak orang untuk beriman kepada Allah, mempedomani Al-Qur’an dan Sunnah, mementingkan kesatuan danpersaudaraan umat manusia, menghormati kebebasan orang lain, menjauhi fitnah dan kerusakan, menghormati hak hidup orang lain, tidak berkhianat dan melakukan kezaliman, tidak mengambil hak orang lai, berlomba dalam kebaikan,bekerjasama dalam kebaikan dan ketaqwaan serta tidak bekerjasama (konspirasi) dalam melakukan dosa dan permusuhan, memelihara hubungan baik antara pemimpin dan warga, memelihara keselamatan umum, hidup berdampingan dengan baik dan damai, tidak melakukan fasad dan kemunkaran, mementingkan ukhuwah Islamiyah, dan prinsip-prinsip lainnya yang maslahat, ihsan dan ishlah.
- Berpolitk dalam dan demi kepentingan umat dan bangsa sebagai wujud ibadah kepada Allah an ishlah, serta ihsan kepada sesama dan jangan mengorbankan kepentingan yang lebih luas dan utama itu demi kepentingan diri sendiri dan kelompok yang sempit.
- Para politisi Muhammadiyah berkewajiban menunjukkan keteladanan diri (uswah hasanah) yang jujur, benar dan adil serta menjauhkan diri dari perilaku politik yang kotor, membawa fitnah, fasad (kerusakan) dan hanya mementingkan diri sendiri.
- Berpolitik dengan kesalihan, sikap positif, dan memiliki cita-cita bagi terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, dengan fungsi amar ma’ruf dan nahi munkar yang tersistem dalam satu kesatuan imamah yang kokoh.
- Menggalang silaturahmi dan ukhuwah antar politisi dan kekkuatan politik yang digerakkan oleh para politisi Muhammaidyah secara cerdas dan dewasa.


