SOLO, MENARA62.COM – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) melalui Tim Riset AI in Education menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Integrated Authentic and AI-based Learning for Writing Skills in EFL Learning Context” di Hotel Aston, Surakarta.
Kegiatan ini merupakan bagian dari penelitian yang didanai oleh DPPM, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek RI), dengan tujuan untuk merancang model pembelajaran writing bagi mahasiswa English as a Foreign Language (EFL) yang mengintegrasikan pembelajaran otentik dan kecerdasan buatan (AI).
Ketua Tim Riset, Susiati, S.Pd., M.Ed., menegaskan bahwa FGD ini memperjelas arah pengembangan model yang sedang dirancang serta benar-benar membuka pemahaman kita akan situasi nyata di lapangan.
“Dari kegiatan itu kita bisa memetakan model pembelajaran seperti apa yang bisa menjawab tantangan AI tanpa kehilangan esensi pembelajaran yang kritis dan otentik,” ujarnya saat ditemui pada Jumat (20/6).
Hadir sebagai narasumber utama, Zamzami Zainuddin, Ph.D., pakar AI in Education dari Flinders University, Australia yang bergabung secara daring menyampaikan pentingnya menjaga daya berpikir kritis mahasiswa di tengah kemudahan teknologi AI.
“AI memang membawa potensi luar biasa. Tapi yang perlu kita jaga justru sisi manusiawinya: kritis, reflektif, dan kreatif. Kita tidak ingin mahasiswa berhenti berpikir karena terlalu bergantung pada mesin,” tegasnya.
Zamzami juga memperkenalkan konsep AI Scale in Education, yakni skala adaptasi teknologi yang seimbang, mulai dari penggunaan AI sebagai alat bantu eksplorasi hingga tahap revisi dan refleksi. Konsep ini sejalan dengan pendekatan Integrated Authentic and AI-based Learning (IAAIL) yang tengah dikembangkan oleh tim riset.
Soroti Realita Kelas
Diskusi berjalan interaktif, didahului dengan pemaparan hasil observasi dan kuesioner yang dilakukan terhadap mahasiswa dan dosen Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UMS. Beberapa temuan penting antara lain: 1) Sebagian besar mahasiswa menggunakan ChatGPT untuk menyusun ide, outline, bahkan langsung menyalin teks sebagai bagian dari tugas; 2) Mahasiswa menyatakan bahwa AI seharusnya digunakan sebagai alat bantu, bukan pengganti berpikir; mereka menyarankan AI digunakan untuk mencari ide, revisi, dan hanya saat terdesak deadline.
Hanum Khaerunisa, salah satu peserta yang merupakan mahasiswa UMS, menyampaikan pengalamannya dalam FGD tersebut. Ia menjadi lebih sadar bahwa AI bukan musuh atau pengganti, tapi bisa jadi teman belajar yang cerdas, asal paham batasan.
Kegiatan yang telah sukses terlaksana pada Kamis (19/6) itu, dihadiri oleh tim riset yang terdiri dari Susiati, S.Pd., M.Ed (Dosen PBI FKIP UMS), Hardika Dwi Hermawan, M.Sc.ITE (Dosen PTI FKIP UMS), Hanum Khaerunisa, Muhammad Isnaeni Kusuma yang merupakan mahasiswa PBI dan PTI UMS.
Selain itu, para dosen Pendidikan Bahasa Inggris FKIP UMS juga memberikan masukan. Beberapa dari mereka mengakui masih mengeksplorasi cara mengajar tanpa sepenuhnya mengandalkan AI, namun tetap terbuka untuk inovasi model pembelajaran yang lebih adaptif.
Dengan menghadirkan perspektif dari pakar internasional dan data lapangan yang kuat, FGD ini menjadi tonggak penting dalam pengembangan model Integrated Authentic and AI-based Learning yang tidak hanya relevan, tetapi juga visioner. Hasil FGD ini akan menjadi dasar perumusan model pembelajaran menulis berbasis teknologi yang tetap menjunjung tinggi nilai integritas akademik dan refleksi kritis.
FGD ini juga menjadi momen penting bagi dalam merumuskan pendekatan pembelajaran bahasa Inggris masa depan, yang tidak hanya berbasis teknologi, tetapi juga berakar kuat pada nilai-nilai refleksi, kejujuran akademik, dan pembelajaran otentik. Kolaborasi lintas bidang, internasionalisasi perspektif, serta keterlibatan mahasiswa secara aktif, menjadi kunci dalam proses riset dan pengembangan model pembelajaran yang lebih adaptif di era AI ini.
Dengan semangat kolaboratif yang terpancar kuat dalam diskusi ini, diharapkan model Integrated Authentic and AI-based Learning yang dirancang oleh tim riset UMS dapat memberikan kontribusi signifikan, tidak hanya untuk lingkungan internal kampus, tetapi juga sebagai referensi praktik pendidikan masa depan di ranah nasional dan internasional. (*)