26.2 C
Jakarta

Memperdalam Masuknya Iman: Langkah Awal Perjuangan Dakwah Muhammadiyah

Baca Juga:

YOGYAKARTA, MENARA62.COM

Salah satu langkah penting dalam 12 langkah perjuangan Muhammadiyah yang dirumuskan di masa kepemimpinan KH. Mas Mansur adalah memperdalam masuknya iman. Langkah ini menempati posisi awal karena iman adalah pondasi utama dalam ajaran Islam dan menjadi sumber kekuatan spiritual yang menggerakkan setiap amal.

Iman bukan sekadar pengakuan lisan, tetapi keyakinan yang tertanam kuat di dalam hati dan diwujudkan dalam tindakan nyata. Dalam Muhammadiyah, pembinaan keislaman senantiasa diawali dengan penguatan iman, karena dari sanalah muncul kesadaran untuk beramal saleh, menegakkan keadilan, menyebarkan kebaikan, dan membela kemanusiaan.

Allah Swt. menegaskan dalam Al-Qur’an; Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. (QS. Al-Bayyinah: 7)

Ayat ini menunjukkan bahwa iman dan amal saleh adalah satu kesatuan yang tak terpisahkan. Iman yang mendalam akan melahirkan kesungguhan dalam beramal, baik secara individu maupun kolektif, sebagaimana yang menjadi ruh gerakan Muhammadiyah.

Nabi Muhammad Saw. juga bersabda:

Iman itu memiliki lebih dari enam puluh atau tujuh puluh cabang. Yang paling tinggi adalah ucapan ‘La ilaha illallah’, dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan malu adalah salah satu cabang dari iman.”
(HR. Muslim)

Hadis ini memperlihatkan bahwa iman mencakup aspek spiritual, moral, dan sosial. Oleh karena itu, memperdalam masuknya iman bukan hanya memperkuat akidah, tetapi juga menumbuhkan kepekaan sosial, kejujuran, dan keberanian untuk menegakkan kebaikan di tengah masyarakat.

Dalam konteks dakwah Muhammadiyah, iman yang kuat adalah motor penggerak tajdid (pembaruan), amal jama’i, serta semangat berkhidmat untuk umat dan bangsa. Dakwah yang dilakukan Muhammadiyah bukan semata program kerja, melainkan lahir dari dorongan iman yang sadar dan mendalam.

Iman Mendalam: Iman Fungsional

Dalam perspektif dakwah Muhammadiyah, iman yang mendalam bukanlah iman yang bersifat pasif atau berhenti pada tataran keyakinan batin semata, melainkan iman yang fungsional—yaitu iman yang berfungsi nyata dalam kehidupan: mendorong amal, membentuk karakter, dan memberi arah bagi tindakan sosial.

Iman fungsional berarti; Pertama, Menjadi dasar pemikiran dan sikap hidup, sehingga seseorang memiliki orientasi hidup yang lurus: hidup untuk mengabdi kepada Allah dan menebar kemaslahatan. Kedua, menjadi kekuatan penggerak amal, baik dalam bentuk ibadah pribadi maupun aktivitas sosial seperti pendidikan, kesehatan, pemberdayaan ekonomi, dan penegakan keadilan. Ketiga, membentuk kepribadian yang jujur, amanah, dan tangguh, serta tidak mudah tergoyahkan oleh godaan dunia atau tekanan sosial.

Muhammadiyah memahami bahwa iman yang sejati harus membumi, tidak hanya menghiasi hati, tapi juga mewujud dalam gerak sejarah umat. Inilah yang disebut sebagai iman yang menyejarah—yakni iman yang membawa perubahan dan pencerahan dalam kehidupan.

Kitab Suci menyebutkan bahwa “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman, mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk”. (QS. Al-An’am: 82)

Ayat ini menegaskan bahwa iman yang bersih dari kemusyrikan dan kemunafikan akan memberikan rasa aman dan petunjuk, dua fungsi nyata dari iman dalam kehidupan individu dan masyarakat.

Rasulullah Saw. juga menegaskan bahwa “tidak beriman salah seorang dari kalian sampai dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri.”(HR. Bukhari dan Muslim)

Pesan hadis tersebut menggarisbawahi bahwa iman harus terwujud dalam perilaku sosial: empati, solidaritas, dan keadilan.

Dalam amal dakwah Muhammadiyah, iman fungsional tercermin dalam kerja-kerja nyata: mendirikan sekolah, rumah sakit, panti asuhan, membela kaum lemah, dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Semua itu bukan hanya hasil kerja organisasi, tapi buah dari iman yang hidup dan bekerja dalam jiwa kader-kadernya.

Oleh karena itu, memperdalam iman adalah tugas setiap kader dan anggota Muhammadiyah agar mampu menjadi pelaku dakwah yang berilmu, berakhlak, dan berkomitmen terhadap cita-cita Islam berkemajuan.

Dr. H. Yayan Suryana, M.Ag.   Wakil Ketua PWM DIY

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!