28.1 C
Jakarta

Native Speaker Masuk Sekolah

Baca Juga:

KOTTABARAT, SURAKARTA, MENARA62.COM–Suasana berbeda terjadi pada pembelajaran Bahasa Inggris di SMP Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta, Senin(13/2/2017). Dua native speaker, satu dari Perancis dan Amerika yakni Mr Phillip dan Mr William sengaja didatangkan pihak sekolah untuk belajar bersama siswa kelas 8 yang berjumlah 60 anak. Tema belajar adalah “Edutrip Preparation”.

Pukul 10.00 WIB, para siswa kelas 8 berkumpul di ruang pertemuan untuk berdiskusi dan berdialog dengan Mr Phil dan Mr Will (nama panggilan kedua native speaker tersebut). Keduanya merupakan staf pengajar dari Lembaga Kursus Bahasa Inggris, English First. Terlihat para siswa sangat antusias untuk mengikuti pembelajaran pada hari itu.

Mr Phill menjelaskan tentang materi direction (arah) yang dihubungkan dengan asking help (minta tolong). Para siswa diajarkan untuk menanyakan letak Hotel Grand Pacific.”Could you tell me, where is Grand Pasific Hotel?”. Materi yang lain disampaikan kedua native speaker tersebut adalah aturan-aturan ketika berada di bandara. Mereka mengenalkan tentang tulisan to the line pada boarding pass. Ketika berada di bandara, kita harus antri dengan berjajar rapi dan tidak diperkenankan saling mendahului.

Dalam sesi diskusi, para siswa bertanya jawab dengan mereka tentang budaya di Singapura. Seperti ketika kita naik MRT (Mono Rail Train) maka tidak boleh makan dan minum. Contoh lain jika mengetahui ada kursi khusus ibu hamil dan difabel yang kosong, maka kita tidak boleh menggunakanmya. kalau itu dilanggar maka kita akan terkena denda dari pemerintah.

Guru bahasa Inggris, Hawa Fadila,S.Pd mengaku, senang dengan kehadiran dua native speaker tersebut di sekolah, karena para siswa bisa berbincang-bincang langsung memakai bahasa Inggris dengan native speaker.

Hawa Fadila menjelaskan, bahwa tujuan kegiatan pembelajaran tersebut untuk mengenalkan budaya-budaya di Singapura kepada para siswa, dan mempraktikkan dialog bahasa Inggris dengan native speaker.

Auli Khanza siswa kelas 8A menceritakan, bahwa tadi ia dikenalkan tentang perbedaan budaya Singapura dan Indonesia. “Budaya Indonesia dan Singapura itu berbeda seperti dalam membuang sampah. Kita harus buang sampah pada tempatnya dan di sana disiplinnya tinggi sekali”, ujar Auli Khanza.

“Kegiatan tadi mengajari kita untuk berkomunikasi kalau kita tersesat. Kita juga harus mengenal nama hotel dan nama jalan. Kemudian kita bertanya dalam bahasa Inggris ke beberapa orang di sana”, cerita Khrisna Bayu siswa kelas 8B.

Humas SMP Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat,Aryanto menjelaskan bahwa sekolah sengaja mendatangkan kedua bule untuk menjadi native speaker para siswa agar kemampuan komunikasi bahasa Inggris semakin lancar. Hal ini juga sekaligus mempersiapkan para siswa melakukan edutrip pada 19 Februari mendatang.

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!