26.1 C
Jakarta

Ners UMS Selenggarakan Webbinar Tatalaksana Penyakit Gagal Ginjal Kronis Secara Komprehensif Baik di Klinik Maupun di Komunitas

Baca Juga:

SOLO, MENARA62.COM – Profesi Ners 24 keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menyelenggarakan webbinar dengan mengangkat tema “Tatalaksana Penyakit Gagal Ginjal Kronis Secara Komprehensif Baik di Klinik Maupun di Komunitas” yang diselenggrakan pada Sabtu (26/2) secara daring melalui zoom.
Ketua panitia webinnar Noviana Kurniasari. S.Kep., mengatakan tujuan diselenggrakan acara ini untuk memberikan edukasi dan pemahaman kepada masyarakat umum dan tenaga kesehatan tentang bagaimana cara penanganan terhadap klien gagal ginjal kronis secara klinis maupun non klinis di komunitas.
“Masalah penyakit gagal ginjal kronis ini semakin hari semakin challenging dan data menunjukan masalah ini belum teratasi, bagaimana kita sebagai perawat profesional dan kita sebagai garda terdepan dalam memberikan pelayanan kesehatan menghandle dan mengoptimalkan penatalaksanaan pasien dalam menghadapi berbagai macam masalah dengan baik,” kata Ketua profesi program ners, Vinami Yulian, S.Kep., M.Kes.,
Webinar ini menghadirkan tiga pembicara ahli dalam bidangnya. Mereka yakni Ns. Tantut Susanto, M.Kep.,Sp.Kep.Kom., Ph.D, Niken Dharmawati Cahyaningsih, S.Kep., Ns.,  MPH, dan Ns. Dian Hudiyawati, S.Kep., M.Kep.
Dalam paparannya, Ns. Tantut Susanto,  menuturkan ada beberapa hal terkait  perawatan pasien gagal ginjal kronis sebagai kelompok rentan di keluarga dan komunitas.  Dalam hal ini perlu peran keluarga, keberadaan mereka sangat dibutuhkan pasien. Ada juga pencegahan terkait dengan penyakit gagal ginjal yakni cek kesehatan di posbindu, mengenyahkan asap rokok, rajin aktivitas fisik, diet sehat istirahat cukup dan kelola stres.
“Beberapa hal yang terjadi pada pasien gagal ginjal kronis, seperti masalah ganguan keseimbangan cairan elektrolit, dan asam basah kemudian ada sindroma uremikum, dan ganguan pembentukan sel darah merah, Adapun terapi penganti ginjalnya, yakni terapi dealisis, berupa hemodialisis dan continuous ambulatory peritoneal dialysis (CAPD) dan juga transplatansi,” ujar Niken Dharmawati Cahyaningsih.
Senada dengan hal diatas pembicara ke tiga yakni Ns. Dian Hudiyawati, menyampaikan bahwa permasalahan yang terjadi penanganan gagal ginjal kronis di Indonesia saat ini  masih berfokus secara kuratif saja,  belum pengalakan edukasi kepada masyarakat tentang pentingya screening bagi orang-orang yang mempunyai komorbid atau faktor resiko penyakit gagal ginjal kronis. (Al)
- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!