Jakarta, Menara62.com – Kian beragamnya aktivitas generasi milenial atau yang kerap dijuluki kids ‘jaman now ’ termasuk travelling dikarenakan media sosial. Jika dahulu travelling sekadar jalan-jalan dan pulang membawa pengalamn baru, maka saat ini travelling bagi kids ‘jaman now’ ialah menghasilkan angle foto dan koleksi foto yang menarik untuk memenuhi beranda media sosial mereka.
Hal tersebut diamini oleh Muhammad Faisal, Penulis buku Generasi Phi: Memahami Indonesia Pengubah Dunia. Ia mengatakan, bagi orang-orang yang ada di kota-kota urban, pengalaman-pengalaman fenomenologis seperti travelling misalnya, menjadi sangat penting untuk pembentukan dan afirmasi (peneguhan) identitas diri.
Dari foto-foto itu, sebuah “personal branding” terbentuk yang mampu membawa seseorang ke jenjang karier yang lebih tinggi atau paling tidak bisa menang dalam “kompetisi sosial” antar generasi ini.
Hal tersebut terjadi, menurut Faisal, lantaran di kota-kota urban minim interaksi langsung dan jarang melakukan pengalaman-pengalaman “keluyuran” bersama teman-teman seperti yang terjadi di era 90-an.
“Sementara di daerah anak-anak milenial tidak merasa memiliki urgensi itu. Karena ritual ‘nongkrong’ masih kuat dan identitas kelokalan masih bertahan. Mereka juga masih ‘keluyuran’ bareng, main bareng,” ungkap Faisal.
Lebih jauh, Faisal mengatakan, mengingat generasi sekarang besar di era pasca-reformasi, di era transisi, maka identitas sosial mereka tidak firm (tidak kokoh), sehingga anak-anak milenial terus mencari identitas sosial, salah satunya dengan travelling.
“Sebenarnya ini juga fenomena global, terjadi di beberapa negara, termasuk di Amerika Serikat,” kata Faisal.
Saat traveling menjadi sebuah kebutuhan dan keharusan bagi milenial, tempat-tempat wisata lokal akan menjadi tren baru dan banyak dibicarakan di media sosial. Anak milenial akan saling berlomba mengunggah foto keren di berbagai destinasi wisata.