32.7 C
Jakarta

PP Muhammadiyah Minta Polisi Usut Tuntas Kasus Bom di Surabaya

Baca Juga:

JAKARTA– Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir meminta polisi mengusut tuntas kasus bom yang mengguncang Surabaya, Ahad pagi (13/5) secara subyektif, apa adanya, dan transparan.

“Siapa pelakunya dan apa motifnya,” kata Haedar Nashir selepas menghadri Tablig Akbar Malang Raya, Ahad pagi (13/5).

Menurut Haedar, tindakan pemboman, atas nama apapun, dan ditujukan ke siapapun merupakan tindakan yang tidak dibenarkan, baik segi hukum maupun moral bangsa.

Haedar berharap jangan karena terjadi di gereja, lantas menimbulkan kesan seolah-olah peristiwa tersebut merupakan teror sentimen keagamaan. Sebab teror, terorisme, dan anarkisme dimana pun terjadi, selalu tidak tunggal. Selalu membawa atas nama apapun untuk melegitimasi tindakannya.

Dalam konteks seperti sekarang ini dimana bom meledak di sekitar gereja, Muhammadiyah, lanjut Haedar tidak ingin ada kesan kejadian pengeboman itu atas nama sentimen agama.

Ditempat terpisah, Sekjen PP Muhammadiyah Abdul Mu’thi seperti dikutip dari laman suaramerdeka mendesak aparatur keamanan untuk mengusut tuntas aktor, provokator dan aktor intelektual di balik pengeboman gereja di Surabaya.

Namun aparatur keamanan diimbau hendaknya tidak terburu-buru menyampaikan pernyataan publik, sebelum melakukan penelitian komprehensif. Ini untuk menghindari kesimpangsiuran berita.

Abdul Mu’thi juga menghimbau masyarakat tetap tenang dan tidak terprovokasi oleh berita-berita yang tidak dapat dipertanggungjawabkan dan disebarkan oleh pihak-pihak yang tidak  bertanggungjawab.

Dikatakan, PP Muhammadiyah menyampaikan duka cita dan keprihatinan yang mendalam kepada umat Kristiani dan mereka yang menjadi korban serangan bom di gereja. Selain itu, PP Muhammadiyah juga mengutuk keras mereka yang melakukan penyerangan, apapun motif dan agamanya.

“Membunuh manusia yang tidak berdosa adalah perbuatan keji dan kafir. Hal itu karena melawan ajaran agama dan bertentangan dengan kemanusiaan,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Abdul Mu’thi menyampaikan bahwa masyarakat hendaknya tidak berspekulasi dan mengaitkan pemboman dengan peristiwa politik dan kelompok agama tertentu. Hal itu agar situasi tetap kondusif dan harmonis.

“Kami mendesak pemerintah untuk menyelesaikan masalah kekerasan dan terorisme dengan seksama, menyeluruh dan berkesinambungan tidak parsial, karikatif dan sporadis. Muhammadiyah siap membantu dan bekerjasama dengan pemerintah dan seluruh kekuatan bangsa untuk mencegah terorisme,” tandasnya.

Dikatakan, masalah terorisme harus diselesaikan dengan pendekatan semesta dan partisipatif. Pemerintah dan aparatur keamanan tidak bisa dan tidak seharusnya bekerja sendiri.

“Masalah terorisme harus diselesaikan dari hulu dan akarnya. Jika penyelesaian ini tidak dilakukan, maka aksi terorisme oleh aktor lain di tempat berbeda hanya persoalan waktu saja,” tegasnya.

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!