26 C
Jakarta

Sasar Generasi Milenial, Kemenristekdikti Gelar SCA Fair 2018

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM– Generasi milenial adalah generasi kreatif dan pekerja keras yang memiliki akses terhadap informasi yang melimpah, yang berinteraksi dengan cara yang berbeda dengan generasi pendahulunya. Mereka perlu diberikan saluran komunikasi dan wahana untuk mengalirkan tradisi dan budaya termasuk dalam penelitian dan pengembangan.

Hal itu disampaikan Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Muhammad Dimyati saat memberikan arahan dalam pembukaan acara Science, Technology, and Art Fair 2018 yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan di Gedung Filateli, Jakarta Pusat, dalam siaran persnya, Rabu (14/11).

“Pameran ini utamanya bertujuan untuk menarik minat generasi muda untuk mengenal lebih dalam peran ilmu pengetahuan dan teknologi. Kami ingin bersinergi dengan beberapa pihak, khususnya generasi milenial,” kata Dimyati.

Dimyati juga menjelaskan bahwa sangat penting untuk menanamkan, memupuk, dan mengembangkan minat generasi milenial terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi melalui kegiatan penelitian dan pengembangan, yang pada saatnya akan membuahkan hasil berupa kemajuan daya saing bangsa dan negara Indonesia.

“Indikator keluaran riset terdiri dari publikasi ilmiah, kekayaan intelektual, dan prototype. Sejak tahun 2015 sampai dengan saat ini, sudah puluhan ribu publikasi internasional terindeks Scopus yang dihasilkan, serta ribuan kekayaan intelektual dan teknologi tepat guna yang dihasilkan. Untuk menampilkan output yang banyak tersebut, perlu pendekatan yang berbeda yang tidak membutuhkan tempat yang luas dan booth yang banyak,” papar Dimyati.

Menurutnya pameran interaktif yang menggunakan teknologi digital augmented reality dan video mapping sangat tepat untuk memperkenalkan Iptek kepada generasi milenial dengan pendekatan yang berbeda.

Direktur Riset dan Pengabdian Masyarakat, Ocky Karnaradjasa dalam sambutannya menjelaskan bahwa hasil riset yang ditampilkan melalui seni saat ini masih jarang.

“Kami ingin mengkoordinasikan sains, teknologi, dan seni. Sebab sosial humaniora tetap harus diperhatikan karena harus seimbang, bukan hanya sains dan teknologi saja yang diperhatikan,” jelasnya.

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!