28.9 C
Jakarta

Sistem Hancur Jika Hubungan Allah dan Manusia Tidak Bertautan

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM — Sistem Hancur Jika Hubungan Allah dan Manusia Tidak Bertautan. Pesan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir ini disampaikan di depan peserta pengkajian PP Muhammadiyah di kampus Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan di Jakarta, AhadĀ (12/5/2019).
Haedar menegaskan bahwa, suatu sistem akan hancur dan rusak jika hubungan dengan Allah dan hubungan dengan manusia tidak saling bertautan atau integral. Ia mengatakan, berkaca kepada peradaban barat yang telah merasakan pahit getirnya suatu susunan sistem yang memparsialkan antara hubungan teologis dan antroposentris.
Haedar menjelaskan, peradaban barat modern merupakan kritik dari peradaban sebelumnya yang sangat teosentrik. Barat kekinian kemudian mengambil satu sisi saja, antroposentrik, yang kemudian berdampak pada kemajuan dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun mengalami krisis dibidang kemanusiaan, hal ini menyebabkan orang Barat ingin kembali lagi kepada spiritualitas dan agama.
“Masyarakat ingin kembali kepada spiritualitas, biarpun spiritualitas yang tidak selalu kepada agama. Karena barat punya trauma kepada agama yang menindas, yang monolitik, teosentrik. Lalu mereka ingin keluar dari itu kepada yang disebut antroposentrik,” katanya.
Karena pada dasarnya, menurut Haedar, manusia memiliki fitrah sebagai mahluk yang bergama homo religius. Sehingga itu Muhammadiyah ingin menghadirkan kembali dimensi tauhid yang memiliki dimensi insaniyah, hal ini sebagai upaya sadar akan makna pencerahan dalam konteks pemurnian tauhid.
Haedar menerangkan, jika seseorang sudah berikrar laailahaillah mesti harus berkonsekuensi, bukan hanya menolak syirik atau menduakan Allah. Tapi juga menunjukkan sikap egaliter kepada sesama manusia, tidak menindasnya, karena prinsip dari tauhid adalah tidak ada yang kuasa selain Allah. Sehingga, manusia satu dengan yang lain adalah sebuah kesatuan yang berdiri sejajar, tidak saling menerendahkan bahkan menindas.
“Sehingga manusia tidak berhak mengambil segal atribut Allah, atas nama Allah merasa paling suci dan bersih sendiri, merasa paling Islam sendiri. Karena dalam beragama jangan merasa ‘sesuci’, karena engkau harus tahu bahwa engkau tidak sesuci Allah yang maha suci,” ujarnya.
- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!