34.3 C
Jakarta

Stok Obat Arv Aman Sampai Akhir Tahun 2019

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Stok obat antiretroviral (Arv) bagi penderita HIV/AIDS dipastikan aman hingga akhir 2019. Karena itu penderita HIV/AIDS diharapkan tidak perlu panik dengan kasus kekurangan obat Arv jenis Fixed Dose Combination.

Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Engko Sosialine Magdalene, Apt, M.Bio Med mengatakan pemerintah menjamin ketersediaan obat Arv bagi orang dengan HIV/AIDS (ODHA).

“Pemerintah tetap berupaya untuk menjaga ketersediaan Arv sehingga keberlangsungan penggunaan Arv itu tidak terputus,” kata Dirjen Engko dalam siaran persnya, Sabtu (19/1).

Menurut Dirjen ketersediaan Arv bahkan telah diperhitungkan dengan pertumbuhan jumlah pasien per bulannya yang berkisar antara 1 hingga 3 persen.

Dirjen Engko mengatakan, Kemenkes mempunyai sistem untuk memantau ketersediaan Arv di seluruh provinsi. Berdasarkan hasil monitoring itu, per Januari 2019 tidak ada kekosongan Arv di daerah.

Penjaminan ketersediaan Arv muncul karena adanya kekhawatiran dari ODHA terkait ketersediaan obat tersebut. Kekhawatiran itu diduga adanya kekurangan obat Arv jenis Fixed Dose Combination.

“Ini (kekhawatiran) mungkin bermula dari ada salah satu obat. Jadi obat Arv ada beberapa, kurang lebih dari 10 item ada yang jenis lepasan artinya perkhasiatnya, ada yang kombinasi yang kita sebut fixed dose combination,” katanya.

Dirjen Engko menekankan Kemenkes sudah melakukan upaya-upaya menjaga ketersediaan Arv. Pada Desember 2018, Kemenkes sudah mendapatkan donasi hibah dari Global Fund sebanyak 222 ribu botol Arv jenis fixed dose combination yang setiap botolnya berisi 30 tablet.

“Sebanyak 222 ribu botol ini sudah cukup memenuhi kebutuhan 5 sampai 6 bulan ke depan,” ucap Dirjen Engko.

Kemudian untuk selanjutnya Kemenkes sudah menyiapkan stok Arv sebanyak 564 ribu botol hingga akhir 2019. Jadi setiap tahun pemerintah menyediakan dan mengalokasikan anggaran untuk membeli atau menyediakan Arv.

Pada prinsipnya, Kemenkes tetap menjaga ketersediaan obat Arv, sehingga ODHA tidak akan putus obat.

“Para penderita jangan panik, jangan khawatir karena ketersediaan obat Arv tetap dijaga oleh pemerintah,” tegas Dirjen Engko.

Jumlah penderita HIV/AIDS di Indonesia per Oktober 2018 sebanyak 305 ribu pasien, dimana 107 ribu di antaranya sedang minum obat.

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!