28.8 C
Jakarta

Pasca Ditetapkan Aturan Baru, Seleksi Masuk PTN Tahun Depan Bakal Lebih Sulit dan Kompetitif

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Tantangan bagi siswa yang ingin lolos pada seleksi masuk perguruan tinggi negeri (PTN) tahun depan akan lebih sulit dan kompetitif pasca diberlakukannya kebijakan perubahan aturan seleksi mahasiswa baru di PTN, baik pada jalur SNMPTN, SBMPTN maupun jalur mandiri. Hal itu disampaikan Founder dan Chief Education Officer Zenius, Sabda PS pada media gathering Zenius, Selasa (27/9/2022).

“Untuk UTBK misalnya, dari sisi siswa, memang terlihat lebih mudah karena tidak terlalu banyak mata pelajaran yang harus dipelajari. Tapi ini akan menjadi tantangan tersendiri, karena tes potensi skolastik (TPS) dianggap mudah bagi kebanyakan siswa, sehingga UTBK tahun depan pasti akan menjadi lebih sulit atau lebih kompetitif,” jelas Sabda.

Karena itu, menurut Sabda siswa tetap harus mempersiapkan UTBK dengan maksimal. Tidak cukup dengan materi-materi pelajaran di sekolah tetapi juga melalui bimbingan belajar baik secara online maupun offline. “Tes seleksi itu tentu berbeda dengan tes evaluasi,” tambah Sabda.

Zenius sendiri, kata Sabda telah mengembangkan cara belajar adaptif melalui fitur ZenCore. Di sini, setiap siswa dapat melatih kemampuan fundamental di tiga bidang yaitu Matematika, Bahasa Inggris, dan logika verbal, yang disesuaikan dengan level kemampuan masing-masing.

“Kami ada ribuan soal dengan 100 level kesulitan. Dari soal yang sangat mudah hingga yang sulit,” tegas Sabda.

Diakui Sabda, perubahan kebijakan seleksi masuk PTN tersebut tidak hanya membutuhkan adaptasi dari siswa, tetapi juga membawa konsekuensi bagi guru. Di mana guru kini tidak lagi harus mengejar standar nilai, namun mereka harus bisa melatih peserta didiknya untuk bernalar dalam memecahkan masalah, bukan hanya sekadar menghafal materi atau rumus pelajaran. Salah satunya melalui soal-soal TPS, yang sangat berguna untuk latihan para siswa.

“Di sini lah peranan platform edukasi bisa membantu guru dan sekolah dalam mempersiapkan materi-materi yang dibutuhkan untuk mengakomodir kebutuhan siswa,” tukas Sabda.

Platform edukasi seperti Zenius, memiliki ratusan ribu soal TPS yang bisa digunakan sekolah atau guru untuk meningkatkan potensi skolastik para siswa mereka. Sejak 2004, Zenius selalu menekankan pada pemahaman konsep dan pemahaman fundamental dalam menyampaikan materi pelajaran.

Ini Aturan Mainnya

Pada seleksi berdasarkan jalur prestasi (SNMPTN), nantinya akan menggunakan perhitungan minimal 50 persen nilai rapor seluruh mata pelajaran dan maksimal 50 persen komponen penggali minat bakat, sehingga siswa kini lebih terdorong untuk berprestasi di seluruh mata pelajaran. Siswa tidak lagi dihadapkan hanya pada beberapa mata pelajaran tertentu saja.

Berangkat dari hal tersebut, siswa diharapkan dapat memberikan perhatian dan fokus yang sama pada seluruh mata pelajaran. Terlepas dari itu, kini siswa juga dituntut untuk tidak mengabaikan nilai-nilai mata pelajaran yang lain.

“Justru, kesempatan ini dapat digunakan bagi siswa untuk mempelajari bidang-bidang sesuai passion yang selama ini tidak menjadi mata pelajaran utama, termasuk mata pelajaran yang berkaitan dengan kesenian, olahraga, dan lain-lain,” kata Sabdo.

Pelaksanaan SBMPTN ke depan juga akan berfokus pada kemampuan penalaran dan pemecahan masalah (tes skolastik), yang terdiri dari potensi kognitif, penalaran matematika, literasi Bahasa Indonesia, dan literasi Bahasa Inggris. Untuk itu, siswa tidak lagi dibebankan pada kemampuan untuk menghafal materi atau rumus. Namun siswa dihadapkan pada permasalahan baru yang menuntut kemampuan bernalar siswa untuk menerapkan rumus atau konsep sebuah pelajaran ke dalam sebuah masalah.

Sebagaimana diketahui pada awal September 2022, Mendikbudristek Nadiem Makarim mengubah aturan seleksi mahasiswa baru di perguruan tinggi negeri (PTN). Perubahan tersebut dilakukan pada seluruh jalur seleksi masuk PTN, yaitu seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN), seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri (SBMPTN), dan Ujian Mandiri.

SNMPTN akan mengacu pada rata-rata nilai rapor dan minat dan bakat siswa. Sementara untuk Ujian Mandiri, Kemendikbud meminta PTN transparan dalam hal kuota penerimaan, metode ujian, dan besaran biaya masuk.

Selain itu, Kemendikbud juga menghapuskan tes potensi akademik (TPA) pada SBMPTN, dan hanya menyisakan tes potensi skolastik (TPS) saja. Adanya perubahan pada skema seleksi ini dianggap sebagai sebuah transformasi positif di dunia pendidikan.

“Aturan yang akan berlaku ini dianggap inklusif, holistik, dan transparan bagi seluruh kalangan. Kebijakan ini juga dianggap mampu mendorong pembelajaran menyeluruh, lebih berfokus pada kemampuan penalaran, lebih transparan, lebih inklusif, dan mengakomodasi keragaman peserta didik, serta lebih terintegrasi,” tutup Sabda.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!