29.2 C
Jakarta

Bulog Optimis Bisa Menyerap 600 Ribu Ton Setara Beras Jelang Berakhirnya Panen Musim Rendeng 

Baca Juga:

KARAWANG, MENARA62.COM – Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengatakan Bulog akan terus melakukan pengadaan beras dengan sisa waktu panen musim rendeng hanya tersisa tinggal 2-4 minggu ke depan. Diperkirakan sampai akhir pengadaan nanti akan bisa didapatkan sebanyak 600 ribu ton setara beras.

“Situasi terakhir untuk musim rendeng atau basah tahun 2024 sudah menyerap gabah sebanyak 535 ribu ton setara beras atau sekitar 1.050.000 setara gabah. Angka ini lebih tinggi dibandingkan tahun 2022. Tapi mungkin sedikit lebih rendah dari tahun 2023. Dengan harga yang cenderung makin naik, kami tetap optimis bisa serap lebih dari 600 ribu setara beras,” kata Bayu saat kunjungan ke Sentra Penggilingan Padi Bulog di Karawang, Senin (20/5).

Dari jumlah pengadaan tersebut, Bayu mengatakan, persentasenya masih lebih banyak pengadaan melalui PSO (Public Service Obligation) diperkirakan 70-75 persen. Sisanya adalah pengadaan komersil. “Bulog tetap akan padukan antara pembelian PSO dan komersial. Jika harga di pasar lebih tinggi, kita harapkan petani bisa tetap menjual ke Bulog, karena akan dapatkan harga lebih tinggi,” tuturnya.

Dengan kondisi musim tanam pertama dan termasuk musim panen terbesar, Bayu mengakui menjadi perhatian pihaknya. Apalagi pada musim tanam kedua biasanya jumlah panen jauh lebih kecil dari musim tanam pertama, sehingga kemungkinan pengadaannya akan jauh lebih kecil.

“Jika Tahun 2023 semester 2 Bulog bisa serap sampai 300 ribu ton setara beras, maka tahun ini kita bisa samai dengan tahun lalu. Namun kita belum tahu kondisinya seperti apa. Apalagi akan datang musim kemarau lagi,” katanya.

Aktivitas penurunan gabah di Sentra Penggilinan Padi di Karawang, Senin (20/5)/foto: istw

Namun demikian, Bayu menegaskan, tugas Bulog saat ini adalah bagaimana menjaga stok beras di dalam negeri. Untuk itu, pihaknya selalu mengusahakan pengadaan dalam negeri. Namun demikian, diakui, Bulog tetap memerlukan pengadaan luar negeri.

“Untuk tahun ini, impor beras kita sudah sebanyak 1 juta ton. Saat panen raya kemarin, beras itu kita tidak masukkan ke sentra produksi beras, tapi di wilayah yang defisit beras, seperti Pelabuhan Bitung dan Kupang,” tuturnya.

Saat ini stok beras di gudang Bulog sebanyak 1,8 juta lebih. Dengan jumlah ini Bayu mengakui masih cukup untuk persiapan musim paceklik mendatang.

Tantangan lain pengadaan Bulog adalah harga gabah masih di atas harga yang ditetapkan pemerintah. Saat ini harga gabah di mitra Bulog berkisar Rp 6.400-6.500/kg, sedangkan harga gabah dengan kualitas lebih baik mencapai Rp 6.800-7.000/kg. Dengan harga gabah tersebut, harga beras sudah di atas Rp 11.500-12.000 /kg. “Ini situasi yang kita hadapi sekarang,” ujarnya.

Harga gabah dan beras sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk gabah kering panen (GKP) Rp 5.000/kg, gabah kering giling (GKG) Rp 6.300/kg dan beras dipenggilingan Bulog Rp 9.950/kg.

Namun melihat perkembangan harga gabah/beras naik cukup tinggi, Badan Pangan Nasional mengeluarkan kebijakan fleksibilitasnya untuk harga GKP menjadi Rp 6.000/kg, GKG Rp 7.400/kg dan beras Rp 11.000/kg.(*)

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!