JAKARTA, MENARA62.COM – Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) merupakan inisiasi yang dilakukan oleh Bank Indonesia bekerjasama dengan seluruh pemangku kepentingan yang terkait dengan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia.
Untuk itu Sekjen MUI Buya Amirsyah memberikan apresiasi terhadap penyelenggaraan tersebut karena telah melakukan program tahunan melalui ISEF. Sebuah agenda yang sangat penting bagi pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di mana ini menjadi sebuah tantangan dan peluang kedepan.
Indonesia mempunyai peluang sekaligus tantangan untuk menjadi pusat ekonomi dan keuangan syariah di dunia Islam. Hal itu pula yang disampaikan oleh Sekjen MUI buya Amirsyah Tambunan usai mengikuti pembukaan seminar di JCC, Jumat (1/11/24).
Lebih lanjut buya Amirsyah menegaskan Ekonomi dan keuangan syariah dapat tumbuh dam berkembang yang bersumber dari ekonomi sosial (sosial finance) yang bersumber dari Zakat, infaq dan sodaqoh wakaf (Ziswaf) yang dapat di capitalisasi menjadi kekuatan ekonomi umat.
“Kekuatan Ziswaf misalnya: potensi wakaf 190 Triliun, zakat 2019 Triliun. Ini menjadi peluang sekaligus tantangan karena sumber Ziswaf dari kekuatan ekonomi umat,” ujar Buya Amirsyah kepada media.
Buya Amirsyah juga menyampaikan “jika ekonomi umat kuat, maka Ziawaf akan meningkat, sebaliknya capaian ini sulit diperoleh, jika pertumbuhan ekonomi umat lemah”.
Oleh sebab itu menurut Buya Amirsyah kata kuncinya memperkuat Literasi, Edukasi, dan sosialisasi (LES) agar pemahaman dan pengamalan masyarakat secara terukur dapat mewujudkan pertumbuhan kekuatan ekonomi umat.
Hingga saat ini Indonesia per 30 Oktober 2024 sudah berada pada peringkat ketiga berdasarkan data dari State Global Islamic Index, Indonesia berhasil menduduki peringkat ke tiga Global Islamic Economy Indicator dibawah Malaysia dan Uni Emirate Arab.
“Hal ini patut kita apresiasi dan syukur karena dukungan semua pihak melalui Kolaborasi, Inovasi, sinergi dan singkron (KISS),” pungkasnya.
