26 C
Jakarta

Kemenbud Luncurkan Gerakan Estafet Kebudayaan, Hadirkan Artis Lawas di Panggung Tribute Musisi-Penyanyi Legendaris 1960-an

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) luncurkan Gerakan Estafet Kebudayaan (Genk-Ind) sebagai ajang penghormatan (tribute) bagi para penyanyi legendaris Indonesia dari berbagai era pada Selasa (24/12/2024). Gerakan estafet kebudayaan diawali dengan Tribute Musisi-Penyanyi Legendaris 1960-an yang menghadirkan sejumlah penyanyi lawas seperti Titiek Sandhora dan Muchsin Alatas, Titik Hamzah, Ernie Djohan, dan lainnya.

Acara yang dibuka resmi Menteri Kebudayaan Fadli Zon tersebut dihadiri oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Prof Abdul Mu’ti, Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha, Utusan Presiden Yovie, Raffi Ahmad dan pejabat di lingkungan Kementerian Kebudayaan.

BACA JUGA: Menteri Fadli Zon Sebut AMI Awards ke-27 Tonggak Penting Perjalanan Musik Tanah Air

Dalam sambutannya, Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengungkapkan kegiatan ini merupakan bentuk silaturahmi sekaligus kick off untuk menyelenggarakan tribute yang menghadirkan para musisi dan penyanyi era 1960-an, 1970-an, 1980-an, 1990-an dan seterusnya.

“Kami mengundang para legenda musisi penyanyi 1960-an, ini adalah bagian dari upaya kami untuk mengapresiasi,” ungkap Menteri Kebudayaan Fadli Zon.

Ia berharap nantinya Kementerian Kebudayaan ada platform untuk mengapresiasi para musisi yang sudah berkarya dan berprestasi bahkan membawa nama Indonesia di panggung dunia. Ini penting sebagai bagian dari kekayaan budaya Indonesia.

Ia mengemukakan musik era 1960-an zaman dahulu hanya bisa dinikmati melalui radio dan televisi. Itu pun tidak semua orang bisa menikmatinya karena orang yang memiliki televisi jumlahnya masih terbatas.

BACA JUGA: Kementerian Kebudayaan Segera Resmikan 51 Layar Lebar di 17 Kota

“Musik bisa didengarkan melalui kaset itu sudah era 1970-an. Sebelumnya hanya melalui radio ataau televisi,” lanjut Menteri Fadli Zon.

Karena itu, ia mengapresiasi kegiatan Tribute Musisi-Penyanyi Legendaris 1960-an yang menghadirkan para musisi dan penyanyi legendaris kebanggaan Indonesia.

Sebelumnya Ketua Gerakan Estafet Kebudayaan Neno Warisman mengungkapkan menghadirkan musisi dan penyanyi legendaris tahun 1960-an merupakan bentuk penghormatan kepada orang-orang yang telah memberikan separuh atau dua pertiga hidupnya untuk Indonesia.

“Acara ini digagas berangkat dari rasa cinta seorang budayawan yang menginginkan kita semua memberikan penghormatan kepada mereka yang telah mendedikasikan hidupnya untuk Indonesia melalui music dan lagu,” kata Neno.

Ia percaya bahwa setiap lagu-lagu yang dibawa penyanyi era 1960-an dan era-era selanjutnya selalu membawa pesan sesuai dengan masanya. Karena itu penting untuk kembali disampaikan ke generasi berikutnya sebagai bagian dari budaya Indonesia.

“Melalui kegiatan ini, kita berharap nantinya di area-area public, akan dengan mudah bersentuhan kembaali dengan nilai-nilai yang dibawa dari dekade ke decade. Kita akan menyambungkan generasi ke generasi berikutnya melalui lagu-lagu lawas Indonesia,” tegasnya.

Neno bersyukur bahwa saat ini sudah ada pihak swasta pemiliki outlet kedai kopi yang bersedia memutar lagu-lagu lawas di ratusan outlet kedainya.

Dalam acara tersebut para penyanyi lawas unjuk kebolehan dengan kembali membawakan lagu-lagu yang pernah popular zaman tahun 1960-an. Misalnya Ernie Djohan yang membawakan lagu-lagu hitnya, Kau Selalu di Hatiku dan Teluk Bayur. Lalu Titiek Sandhora dan Muchsin Alatas berduet membawakan single Dunia Belum Kiamat dan Merantau. Titik Hamzah juga ikut menyanyikan beberapa lagu, termasuk Surabaya.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!