26.3 C
Jakarta

Prodi MIQT FAI UMS Gelar Workshop, Siapkan Profil Lulusan Unggulan

Baca Juga:

SOLO,MENARA62.COM – Program Studi Magister Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (MIQT) Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menggelar Workshop Perumusan Profile Prodi MIQT, Jumat (24/1/2025).

Bertempat di Gedung Induk Siti Walidah UMS, acara tersebut dihadiri lebih dari 80 orang peserta yang terdiri atas dosen dan mahasiswa MIQT UMS, serta guru dan santri dari sejumlah pondok pesantren di Solo Raya.

Dalam sambutannya, Ketua Panitia Workshop Andri Nirwana. AN, S.TH., M.Ag., Ph.D. mengatakan workshop tersebut bertujuan untuk memenuhi tahapan perumusan profil lulusan dan kurikulum prodi MIQT.

“Sebelumnya kita sudah mengadakan sebuah acara yang diisi langsung pakar tafsir internasional dari Mesir, yakni Datuk Aiman, melalui Zoom Meeting,” ujar Andri yang juga Kaprodi MIQT UMS itu.

Dekan Fakultas Agama Islam (FAI) UMS, Dr. H. Syamsul Hidayat, M.Ag. menjelaskan penyusunan profil lulusan dan kurikulum prodi sangat penting. Sebab, prodi MIQT merupakan prodi teranyar yang dibuka FAI UMS sejak April 2024.

“Saat ini sudah berjalan (red: program kuliah) tetapi masih menggunakan kurikulum sementara,” kata Syamsul.

Syamsul berharap workshop tersebut dapat memberikan pengembangan bagi program studi MIQT UMS ke depannya. Dia juga berharap MIQT dapat memberikan manfaat bagi umat Islam di Indonesia.

“Semoga UMS bisa mengemban amanah ini untuk mendidik kader-kader umat dalam mempelajari Al-Qur’an dan tafsir,” harap Syamsul.

Acara berlanjut dengan pemaparan materi mengenai profil lulusan dan kurikulum yang dibawakan Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (DIKTIS) Kementerian Agama, Prof. Dr. Phil. Sahiron, M.A.

Sahiron menekankan pentingnya menyusun kurikulum yang mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman. Kurikulum tersebut harus memperhatikan perkembangan teknologi dan dinamika masyarakat.

“Supaya lulusan Magister Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir dapat mengembangkan ilmunya, di sisi lain bisa bermanfaat bagi masyarakat,” tutur Sahiron.

Selama sekitar satu jam pemaparan materi, para peserta tampak antusias mendengarkan. Salah satunya adalah Matsaini, mahasiswa angkatan pertama MIQT UMS. Dia merasa senang karena dapat terlibat dalam proses perumusan kurikulum prodinya.

“Apa yang disampaikan oleh pemateri tadi itu didengar oleh para dosen dan mahasiswa sebagai calon produk kurikulumnya,” ungkap Matsaini.

Dirinya berharap hasil workshop tersebut dapat ditindaklanjuti oleh para pimpinan MIQT UMS.

“Semoga mahasiswa MIQT dapat menjadi ahli tafsir yang berbakat. Mudah-mudahan UMS nanti bisa membuka program S3 untuk Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir,” tandasnya. (*)

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!