28.6 C
Jakarta

Hal yang Harus Dijauhi dan Amalan yang Dianjurkan Selama Shiyam

Baca Juga:

SOLO,MENARA62.COM – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menggelar Kajian Tarjih perdana di bulan Ramadan 1446 H pada Selasa (4/3/2025). Kajian yang diselenggarakan secara daring melalui Zoom Meeting dan disiarkan langsung di kanal YouTube tvMu ini mengangkat tema ‘Hal-hal yang Harus Dijauhi selama Shiyam serta Amalan-amalan yang Dianjurkan selama Shiyam’. Materi ini disampaikan oleh Yayuli, S.Ag., M.P.I.

Muslim yang menjalan ibadah puasa, kata Yayuli, harus bisa menjaga perkataan dan perbuatan. Ia menekankan pentingnya menghindari perkataan buruk, memfitnah, membully, menipu, berkata kotor, mencaci maki, membuat kegaduhan, serta mengganggu orang lain.

Ia mengutip hadist dari Imam Al-Bukhari yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan dusta, maka Allah tidak peduli dia telah meninggalkan makanan dan minumannya.”

“Hadist ini menunjukkan bahwa shiyam bukan hanya sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga menahan diri dari segala bentuk keburukan,” tambahnya.

Lebih lanjut, Yayuli menyampaikan hadist lain dari Abu Hurairah yang menegaskan larangan berkata kotor dan gaduh saat berpuasa. Jika seseorang diajak bertengkar, ia dianjurkan untuk mengatakan, “Saya sedang berpuasa.” (HR. Bukhari dan Muslim). Hal ini mengajarkan bahwa puasa bukan hanya menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga menjaga akhlak dan emosi.

Hal lain yang harus dihindari saat berpuasa salah satunya adalah berkumur dan istinsyaq (menghirup air ke dalam hidung saat wudhu) secara berlebihan. Ia mengutip hadits dari HR. Al-Khamsah yang menyebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Keraskanlah dalam menghirup air dalam hidung, kecuali jika engkau sedang berpuasa.”

Hal lain yang perlu dihindari saat berpuasa adalah mencium istri di siang hari jika tidak mampu menahan syahwat. Yayuli mengutip hadist dari Aisyah RA yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW pernah mencium dan merangkul istrinya saat berpuasa, tetapi beliau adalah orang yang paling mampu menahan nafsunya.

Setelah menjelaskan hal-hal yang harus dihindari, Yayuli beralih ke pembahasan tentang amalan-amalan utama yang dianjurkan selama bulan Ramadan. Amalan utama tersebut adalah Qiyamul Lail atau shalat tarawih. Ia mengutip hadist Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, “Barangsiapa yang menunaikan Qiyamu Ramadan dengan penuh keimanan dan mengharap keridhaan Allah SWT, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”

Selain shalat tarawih, Yayuli juga menganjurkan untuk mengakhirkan makan sahur. Ia mengutip hadits dari Sahl bin Sa’ad RA yang menyebutkan bahwa umat Islam senantiasa dalam keadaan baik selama mereka menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur.

“Hal ini menunjukkan bahwa waktu sahur memiliki keberkahan tersendiri dalam ibadah puasa,” kata Yayuli.

Amalan utama dalam berpuasa lainnya adalah menyegerakan berbuka sebelum shalat maghrib juga menjadi salah satu amalan yang dianjurkan. Yayuli mengutip hadits dari Sahal bin Sa’id yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Orang akan selalu dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.” Amalan ini mencerminkan kepatuhan terhadap sunnah Nabi dalam menjalankan ibadah shiyam.

Doa saat berbuka juga menjadi salah satu amalan penting yang dicontohkan Rasulullah SAW. Yayuli menyebutkan doa yang diajarkan Nabi, “Dzahaba-zh Zama’u, Wabtalati-l ‘Uruuqu wa Tsabata-l Ajru, Insyaa Allah,” yang artinya, “Telah hilang dahaga, urat-urat telah basah, dan telah diraih pahala, insya Allah.”

Amalan lain yang dianjurkan selama Ramadan adalah memperbanyak sedekah dan membaca Al-Qur’an. Yayuli mengutip hadits dari Ibnu Abbas yang menyebutkan bahwa Rasulullah SAW adalah orang yang paling dermawan, terutama pada bulan Ramadan.

“Saya ingatkan kepada jamaah kajian, panitia Gema Kampus Ramadhan (GKR) UMS masih mengadakan dan membuka donasi bagi yang ingin bersedekah segera mentransfer ke panitia GKR,” kata Yayuli.

Terakhir, Yayuli menekankan pentingnya i’tikaf di masjid, terutama pada 10 hari terakhir Ramadan. I’tikaf adalah momen untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT, memohon ampunan, serta melakukan muhasabah diri. Dengan berbagai amalan ini, umat Islam diharapkan dapat menjalani Ramadan dengan penuh keberkahan dan mendapatkan ampunan dari Allah SWT. (*)

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!