SOLO,MENARA62.COM – Organisasi kemahasiswaan memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan kompetensi mahasiswa. Salah satu organisasi yang berkontribusi besar dalam pengembangan diri mahasiswa adalah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).
Dalam milad IMM ke-61, Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Dr. Fajar Riza Ul Haq, M.Si., menekankan bahwa organisasi seperti IMM menjadi wadah bagi mahasiswa untuk mengasah kepemimpinan, berpikir kritis, serta memperkuat nilai-nilai keislaman dan kebangsaan.
Dilansir dari instagram pribadinya, Fajar merefleksikan 61 tahun perjalanan sebuah organisasi kemahasiswaan yang telah mengabadikan banyak cerita bahkan sejarah. Ingatan masing-masing individu anggotanya yang menyatu menjadi memori kolektif organisasi yang akan terus hidup.
“Ingatan itu disegarkan kembali saat aku mengunjungi sekretariat komisariat IMM Pondok Hajjah Nuriyah Shabran UMS beberapa waktu lalu. Komisariat inilah yang mengajariku menjadi aktivis amatir. Menuntunku untuk menjelajahi dunia pergerakan yang memadukan aktivisme dan intelektualisme,” ujar Fajar Riza Ul Haq di postingan instagram.
Fajar mengungkapkan dirinya beruntung pernah hidup alam atmosfer pergerakan mahasiswa di kota “Zaman Bergerak” ini.
Wamendikdasmen RI yang merupakan alumni dari kampus swasta terbaik ini memberikan pengalamannya sewaktu menjadi pimpinan di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).
”Budaya diskusi yang kuat dan dorongan untuk berpikir kritis membawa saya untuk aktif dalam IMM,” ungkapnya saat diwawancarai secara eksklusif, Jumat (14/3/2025).
Tak butuh waktu lama, ia dipercaya menjadi Ketua Bidang di Pimpinan Cabang Sukoharjo pada tahun 1999 dan menjadi Ketua Umum IMM Cabang Sukoharjo pada tahun 2000.
Fokusnya pada intelektualitas menjadi ciri khas dalam perjalanannya. Ia percaya bahwa seorang kader IMM harus memiliki tiga kompetensi utama: intelektualitas, religiusitas, dan humanitas.
Baginya, memperkuat aspek intelektual sangat penting, salah satu bentuknya adalah melalui menulis. Tulisan pertamanya dimuat di harian Solopos, yang kemudian membuka peluangnya untuk terus mengembangkan pemikiran dan membangun jejaring sosial yang kuat.
“IMM bukan sekadar organisasi, tetapi sebuah laboratorium kepemimpinan yang mengajarkan mahasiswa bagaimana bersikap, mengambil keputusan, dan bertanggung jawab atas pilihan mereka,” ujarnya.
Menurutnya, keterlibatan mahasiswa dalam organisasi seperti IMM memberikan berbagai keuntungan, di antaranya memperluas jaringan pertemanan, meningkatkan keterampilan komunikasi, serta membuka peluang untuk berkontribusi dalam kegiatan sosial dan kemasyarakatan.
“Mahasiswa yang aktif di organisasi cenderung lebih siap menghadapi dunia kerja karena mereka sudah terbiasa dengan dinamika organisasi dan manajemen waktu yang baik,” tambahnya.
Selain itu, IMM juga menjadi tempat bagi mahasiswa untuk memperdalam pemahaman agama dan menerapkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berlandaskan pada semangat Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK), IMM membentuk kader-kader yang memiliki integritas dan semangat pengabdian yang tinggi.
Fajar juga mengapresiasi peran IMM dalam membentuk mahasiswa yang memiliki tiga kompetensi utama: intelektualitas, religiusitas, dan humanitas. Ia menekankan bahwa pendidikan bukan sekadar gelar, tetapi juga proses membentuk kepemimpinan dan wawasan yang luas.
Fajar Riza Ul Haq juga menegaskan bahwa pengalaman organisasi akan menjadi nilai tambah dalam perjalanan akademik maupun karier mahasiswa ke depan. “Organisasi adalah tempat di mana mahasiswa bisa belajar banyak hal yang tidak diajarkan di dalam kelas. Oleh karena itu, manfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin,” tuturnya.
Dengan berbagai manfaat yang ditawarkan, IMM menjadi salah satu pilihan terbaik bagi mahasiswa yang ingin mengembangkan diri dan mempersiapkan masa depan yang lebih baik.
“Selamat milad IMM ke-61 (14 Maret 1964-14 Maret 2025). Jayalah ikatanku. Abadi perjuangan,” pungkasnya. (*)
