30.5 C
Jakarta

Presiden: IPB Harus Ciptakan Paradigma Pertanian Baru

Baca Juga:

BOGOR, MENARA62.COMPresiden Joko Widodo mengatakan bahwa nilai tukar petani menjadi hal yang sangat fundamental dalam bidang pertanian. Karena itu kita harus berkonsentrasi pada bagaimana menaikkan keuntungan petani dengan nilai tukar petani.

Hal tersebut disampaikan Presiden pada orasi ilmiah dalam rangka Dies Natalis Institut Pertanian Bogor (IPB) yang ke 54, di kampus IPB Dramaga, Bogor, Rabu (6/9).

Hadir dalam acara tersebut Ibu Negara Iriana, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir beserta Ibu Hasbiyah, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Gubernur Jawa Barat, Gubernur Nangroe Aceh Darussalam, Bupati Bogor, Walikota Bogor, Bupati Banggai, Bupati Merauke serta tamu undangan lain.

Tema yang diangkat pada Dies Natalis IPB Ke-54 adalah Pengarusutamaan Pertanian untuk Kedaulatan Pangan Indonesia.

Menurut Jokowi,  selama ini pertanian kita hanya berkutat pada sektor budidaya padahal nilai tambah yang besar ada pada proses bisnis atau agrobisnisnya. Untuk itu paradigma di bidang pertanian harus diubah total, petani harus dari hulu ke hilir.

“Kuncinya ada pada bagaimana mengkonsolidasikan petani agar memiliki skala yang besar. Artinya kita harus mengkorporasikan petani, nelayan, peternak kita,” terang Presiden.

Proses korporasi itu harus disiapkan seperti industri benih, aplikasi-aplikasi modern untuk produksi, penggilingan padi yang modern, industri pengolahan beras. Presiden Jokowi meyakini IPB mempunyai kemampuan untuk menyiapkan petani-petani kita ke arah itu.

Presiden Jokowi juga menyampaikan bahwa fakultas atau jurusan seharusnya mengikuti perubahan global yang ada. Misalnya fakultas penggilingan padi, atau manajemen logistik pangan. Karena kebutuhan SDM di Indonesia untuk bidang itu sangat besar untuk memperbaiki sistem logistik nasional.

Di akhir orasinya, Presiden Jokowi pun berpesan agar IPB terus bekerjasama dengan pemerintah, tidak berhenti melahirkan inovasi, tidak menjadi menara gading, terus turun ke lapangan untuk membantu mewujudkan kemandirian pangan Indonesia dan meningkatkan kesejahteraan petani.

Pada kesempatan yang sama Rektor IPB Hery Suhardiyanto melaporkan bahwa saat ini telah berhasil diproduksi 180 ton benih dasar padi IPB 3S yang siap disebarkan kepada para penangkar benih di berbagai daerah di Indonesia. Lebih lanjut, Hery mengatakan 180 ton benih dasar bisa dihasilkan 30 ribu ton benih sebar yang bisa memenuhi kebutuhan benih padi untuk sawah seluas 1 juta hektar.

“Produktivitas rata2 IPB 3S adalah 8,4 ton gabah kering panen per hektar. Apabila digunakan angka perkiraan produktivitas 7 ton gabah kering panen per hektar saja maka penggunaan benih padi IPB 3S seluas 1 juta hektar tersebut diharapkan akan menghasilkan 7 juta ton gabah kering panen pada musim panen yang akan datang,” ungkap Hery.

IPB telah melakukan kerjasama dengan 15 kabupaten di 8 provinsi yang mempunyai program kabupaten mandiri benih, antara lain Kabupaten Bogor, Tasikmalaya, Ciamis, Banjar, Garut, Banggai, Kendal, Jember, Klaten, Bireuen, Pasaman Barat, Barito Kuala, Kapuas, Lombok Barat dan Merauke. Pogram mandiri benih dapat dilaksanakan mulai tingkat desa, kabupaten hingga provinsi.

“Untuk itu kami berharap dukungan pemerintah dalam bentuk kebijakan yang menempatkan kelompok tani menjadi penangkar benih dan produsen benih dalam rangka pengadaan benih nasional,” ujar Hery.

Pada acara tersebut juga diserahkan bibit benih padi IPB 3S oleh Rektor IPB kepada 4 kepala daerah yang hadir yaitu Gubernur Jawa Barat, Gubernur Nangroe Aceh Darussalam, Bupati Banggai dan Bupati Merauke yang disaksikan oleh Presiden Jokowi dan Menristekdikti.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!