30.8 C
Jakarta

Menteri Nasir Ajak Mahasiswa Membangun Startup

Baca Juga:

DENPASAR, MENARA62.COM –  Di era disrupsi teknologi revolusi industri 4.0 seperti sekarang ini, masyarakat cenderung ingin mendapatkan sesuatu dengan mudah melalui teknologi. Karena itu Menter Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir menilai diperlukan lebih banyak lagi perusahaan pemula berbasis teknologi/startup agar masyarakat zaman now dapat terpenuhi kebutuhannya.

Hal tersebut dikatakan Nasir saat menjadi pembicara kuliah umum dengan tema “Membangun Startup Menuju Revolusi Industri” di Kampus STMIK STIKOM Bali, Jumat (2/2).

Menurut Nasir di era revolusi industri 4.0 ini, peran startup akan semakin dibutuhkan seiring meningginya digitalisasi. Sejumlah bisnis konvensional perlahan tutup dan pekerjaannya diambil alih oleh pekerjaan yang berhubungan dengan teknologi.

“Buatlah startup yang diperlukan masyarakat, contoh sudah ada transportasi online, belanja online, beli apapun sekarang online,” kata Nasir.

Nasir mengatakan ada 3 bidang utama yang sesuai dan harus dikembangkan saat ini menuju kehidupan ekonomi digital, yaitu big data, coding, artificial intelligence.

“Ketiga hal ini yang justru harus banyak dijadikan sebagai program studi di Perguruan Tinggi, silakan dibuka,” tegas Nasir.

Terkait startup ini, Nasir juga jelaskan bahwa Kemenristekdikti punya andil besar untuk mengembangkan startup. Di dalam Kementerian sendiri sudah ada program hibah untuk perusahaan pemula berbasis teknologi. Menurutnya ini merupakan bagian penting untuk menghadapi era revolusi industri 4.0.

“Silakan ajukan proposalnya, bila mungkin dilihat ada prospek yang bagus dari startupnya, terutama di bidang-bidang yang terkait revolusi industri 4.0. Kemenristekdikti akan siap membantu mengembangkan,” ungkap Nasir.

Selain program tersebut, untuk memperlancar proses pengembangan startup supaya tumbuh lebih besar lagi di Indonesia, program lain juga sudah dilaksanakan, antara lain Taman Sains dan Teknologi, Pilot Inkubator di PT, Pusat Unggulan Iptek, dan Kawasan Puspiptek yang siap menjadi kawasan pengembangan  startup berbasis riset dan teknologi.

“Kalau bisa startup tersebut nantinya harus menjadi  startup  yang masuk ke level Technology Readiness Level (TRL) dan Innovation Readiness Level (IRL) 9, jadi bisa dinikmati oleh masyarakat. Contoh TRL dan IRL yang baik adalah Gesits dan garam farmasi,” pungkas Nasir.

Dalam kesempatan tersebut Nasir bersama Dirjen Kelembagaan Iptekdikti Patdono Suwignjo dan Koordinator Kopertis Wilayah VIII Nengah Dasi Astawa juga meresmikan co-working space inkubator bisnis STIKOM Bali.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!