30.2 C
Jakarta

Tak Mau Kalah dengan MDMC, Aisyiyah Gelar Pelatihan Penanggulangan Bencana

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM–Bertempat di gedung LPMP (Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan) Jakarta, PP Aisyiyah menggelar pelatihan penanggulangam bencana untuk yang pertama kalinya. Acara yang berlangsung tiga hari sejak tanggal 27 sampai 29 Januari 2017 itu, diikuti oleh 80 orang perwakilan LLHPB (lembaga lingkungan hidup dan penanggulangan bencana) Aisyiyah seluruh Indonesia.

Pelatihan ini menyajikan materi materi dasar kebencanaan termasuk pengantar SPHERE dan gladi posko. Dalam materi kebencanaan diberikan pengetahuan mengenai paradigma pengurangan risiko bencana dan fikih kebencanaan. Selain materi kebencanan juga disajikan materi psikososial dan peran media dalam penanggulangan bencana. Menjadi pemateri dalam pelatihan ini antara lain Dr. Rachmawati Husein (Wakil Ketua MDMC PP Muhammadiyah), Hening Purwati, Melly Puspitasari, Naibul Umam, Khoirul Anas dan M Khafidzullah.

Menurut Dr Rachmawati Husein,  “Pelatihan semacam ini penting diadakan termasuk isu gender mainstreaming dalam pengurangan risiko bencana karena kerapkali kelompok perempuan kurang (tidak) mendapatkan perhatian serius para penyelenggara penanggulangan bencana. Aisyiyah ingin fokus pada hal hal semacam ini”.

Hal senada disampaikan Hening Purwati yang juga pengurus LLHPB PP Aisyiyah. “Ke depan Aisyiyah harus bersinergi dengan MDMC untuk mengawal isu terkait anak, perempuan, lansia dan divabel. Dengan demikian Aisyiyah punya peran signifikan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana”.

Hening juga meyakini bahwa peran peran perempuan dalam penanggulangan bencana semakin besar dan penting. “Pelatihan seperti inipun juga dilatihkan MDMC dan kali ini kami mereplikasinya. Alhamdulillah ibu ibu yang menjadi peserta dapat melakoninya dengan relatif baik,” ujar perempuan yang sudah puluhan tahun bergelut dengan urusan bencana ini.

Gladi posko

Pelatihan dirancang dengan metode fasilitasi yang beragam termasuk role play atau bermain peran. Di akhir sesi peserta berperan sebagai petugas posko yang menangani warga terdampak erupsi gunung Merapi. Skenario gladi disesuaikan dengan kondisi sesunguhnya saat erupsi merapi 2010 yang lalu.
Khoirul Anas yang bertugas memfasilitasi menyebut “Ibu ibu yang menjadi peserta ini sangat antusias. Hal ini terlihat dari kesigapan dan kecakapan mereka dalam memecahkan persoalan persoalan yang disimulasikan dalam gladi posko. Semoga semangat dan dedikasi tinggi pada tugas tercermin pasca pelatihan ini,” ujar Anas yang diamini Naibul Umam sesama fasilitator yang mendampingi.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!