28 C
Jakarta

Hadiah Umroh: Kisah Prajurit Kostrad Mimpi Lihat Ka’bah di Hutan Serambi Mekah

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Kesalehan profesional, sosial, dan spiritual mengantarkan prajurit Kostrad ini mewujudkan mimpinya bertamu ke Baitullah Ka’bah di Mekah.

Namanya Suwoto. Pangkatnya pembantu letnan dua (pelda). Sejak 1991, bapak tiga anak ini berdinas di Divisi Infanteri (Divif) 2 Komando Cadangan Strategis (Kostrad) Tentara Nasonal Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) Malang, Jawa Timur (Jatim). Pada dirinya, berpadu kombinasi kesalehan profesional, sosial, dan spiritual seorang prajurit yang patut diteladani.

Sebagai salah satu prajurit andalan, Suwoto kenyang makan asam garam penugasan operasi, keluar masuk hutan, di berbagai daerah konflik. Lulus Sekolah Calon Tamtama (Secata) TNI AD 1989/1990 Magetan, Prajurit Dua (Prada) TNI Suwoto bergabung ke Batalyon 514 Raider Bondowoso, Jatim. Pria kelahiran Jombang, Jatim, 6 Mei 1970 itu beberapa kali diterjunkan ke daerah konflik di Timor Timur (timtim, kini Timor Leste), Irian Jaya (sejak 2001 berubah menjadi Papua), dan Aceh.

Sepanjang riwayat penugasannya, ada satu peristiwa yang terus terpatri dalam memori prajurit karier yang dikenal sangat disiplin, komunikatif, dan supel ini. Peristiwa itu terjadi pada 2002. Suwoto yang ketika itu berpangkat sersan kepala (serka) mendapat tugas mengejar kelompok gerilyawan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di hutan pegunungan Aceh Timur.

Mengisi malam saat tugas pengejaran itu, Suwoto sholat tahajud. Di tengah keremangan hutan, Bapak tiga anak hasil pernikahannya dengan Siti Aminah ini seperti melihat Ka’bah. “Selesai solat tahajud, antara sadar dan tidak, saya melihat Ka’bah. Awalnya terlihat samar-samar, lama-kelamaan makin jelas. Terus saya terbangun. Mungkinkah mimpi tersebut dapat terwujud?” ungkap Suwoto.

Dia kemudian menceritakan mimpi itu ke rekan-rekannya. Teman-teman sepenugasan mengatakan pada Suwoto bahwa mimpi melihat Ka’bah biasanya akan terwujud. Dalam hatinya muncul secercah harapan untuk dapat pergi ke Tanah Suci Mekah dan Madinah. Tetapi, sebagai prajurit yang gajinya pas-pasan, Suwoto tahu diri.

“Namun, jika dilihat biayanya yang lumayan banyak, kayaknya mustahil bisa ke sana. Lambat laun saya melupakan impian itu, namun istikomah dalam ibadah terus saya jaga dan tingkatkan,” kata Suwoto yang kemudian hanya dapat memendam mimpinya dalam lubuk hati dan pikirannya.

Dipanggil Panglima, Diganjar Umroh

Pucuk dicinta ulam pun tiba. Delapan belas tahun kemudian, tanda-tanda terwujudnya mimpi tersebut mulai tampak nyata tanpa disangka-sangka. Suwoto bahkan sempat menerka-nerka apa salah dan dosa dia.

“Senin (13/1/2020) pukul 10.00, saya dipanggil menghadap Panglima Divisi Infanteri (Pangdivif) 2 Kostrad di ruang beliau. Di benak dan kepala saya berkecamuk pertanyaan: Apa ada yang salah dalam melatih prajurit? Ada pelanggaran apakah? Apa pun yang terjadi, saya siap menghadapi hukuman,” kata Suwoto.

Di luar dugaan, Pangdivif 2 Kostrad Mayjen TNI Tri Yuniarto justru mengganjar takmir Masjid Sabilul Huda Divif 2 Kostrad itu dengan memberikan hadiah umroh gratis bersama jamaah The Power of Silaturahim (POS) IV Apil 2020 ini. Gerakan umroh gratis POS yang digagas dan dimotori pakar komunikasi dan motivator kondang Dr Aqua Dwipayana, M.I.Kom itu bergulir sejak 2017. Gerakan ini terinspirasi dari terbitnya buku _The Power of Silaturahim: Rahasia Sukses Menjalin Komunikasi_ karya Aqua Dwipayana yang telah tujuh kali naik cetak dan terjual 140 ribu eksemplar.

Jamaah umroh POS I 2017 yang diberangkatkan gratis berjumlah 35 orang. Selanjutnya, jamaah POS II sebanyak 39 orang dan POS III berjumlah 50 orang. Latar belakang dan asal daerah anggota jamaah POS I-IV beragam. Mereka ada yang masih aktif bekerja, ada pula yang telah pensiun. Ada anggota TNI/Polri, guru, petani, pegawai negeri, karyawan swasta, ibu rumah tangga, santri, mahasiswa, wiraswasta, pemulung, tukang becak, juru parkir, pegiat sosial, aktivits lingkungan, dan asisten rumah tangga. Aqua mempercayakan editor bukunya itu, yakni Nurcholis MA Basyari, sebagai ketua rombongan umroh POS I-IV dan Insyaa Allah jamaah POS-POS selanjutnya.

“Kami sudah panggil yang bersangkutan dan saya juga memerintahkan Aspers Kasdivif 2 Kostrad (Kolonel Andre Julian) untuk melaporkan kepada Pak Nurcholis. Kepada Pelda Suwoto, juga sudah kami sampaikan untuk segera mengurus paspor dan perizinan Ibadah Umroh, termasuk tentang rencana pemberangkatan pada April 2020,” kata Mayjen TNI Tri Yuniarto memberikan konfirmasi.

Suwoto gembira tiada terkira mendapatkan anugerah hadiah umroh tersebut. Apalagi, yang menyampaikan kabar gembira itu langsung Panglima Divisi Infanteri 2 Kostrad. Hari itu, Suwoto pulang dari Markas Divif 2 Kostrad Singosari, Malang, ke Asrama Militer Divif 2 yang dia tinggali bersama istri dan anak-anak mereka dengan rasa syukur. Perasaan ampur aduk antara haru dan bahagia.

“Habisnya, saya tidak percaya kalau saya diberikan umroh gratis oleh Bapak Aqua Dwipayana. Tugas saya hanya pembersih masjid. Alhamdulillah, doa dan impian saya selama 18 tahun ini akhirnya Allah kabulkan,” ungkap Suwoto penuh syukur.

Suwoto melanjutkan, “Pulang dari kantor, kaki terasa tidak menapak tanah. Saya sampaikan kepada keluarga berita gembira tersebut. Kami tersungkur dalam sujud syukur. Terima kasih banyak Bapak Aqua. Mudah-mudahan Bapak diberikan barokah umur, istiqomah, kesehatan, dan diridhoi Allah.”

Inilah Amalan Rahasia Suwoto

Suwoto sesungguhnya bukan sembarang “tukang bersih-bersih masjid”. Asisten Personel Kepala Staf Divif (Kasdivif) 2 Kostrad Kolonel Inf Andre Julian menjelaskan pihaknya tidak asal pilih dalam mengusulkan anggota yang akan menerima hadiah umroh gratis bersama jamaah POS IV itu. Menurut dia, Suwoto dipilih sekurang-kurangnya berdasarkan empat pertimbangan. Pertama, hasil pengamatan terhadap keseharian Suwoto yang dinilai mampu memberi contoh positif tentang kehidupan keluarga yang harmonis. Kedua, informasi dari para tetangga yang menilai Suwoto sangat baik dalam berkomunikasi. Ketiga, secara kepangkatan atau senioritas, dia lebih mumpuni ketimbang dua kandidat kuat lainnya. Keempat, hasil pengamatan, baik langsung maupun tidak langsung, terkait kebiasaan atau praktik ibadah Suwoto yang dinilai sangat baik.

Sehari-hari, selain mengurus Masjid Sabilul Huda Divif 2 Kostrad, Suwoto melatih prajurit baru Divif 2 Kostrad. Di luar itu, secara pribadi, ayah Akbar Allatif Eka Saputra, M Ilham Dwi Arief Purnama, dan Desy Faroh Firdausiah itu konsisten  atau istiqomah menjalani berbagai amalan sunnah. Misalnya: puasa Senin dan Kamis, puasa tiga hari pada pertengahan bulan atau ayyamulbith. Di luar jam dinas, dia juga rutin mendatangi majelis taklim di tujuh pondok pesantren Malang dan lima yayasan yatim piatu. Tidak lupa, dia mengajak pula anak dan istrinya.

“Kata ulama, sebaik-baik ibadah ialah yang istiqomah. Dari sekian banyak guru di pondok pesantren, setiap ilmu yang saya dapat saya rangkum dan amalkan. Puncaknya kurang lebih empat bulan lalu saya diperintah membina 350 prajurit baru Divisi 2 Kostrad. Timbul dalam hati ingin mengamalkan ilmu ini. Sebelumnya, tidak pernah terbersit untuk mengamalkan secara berjamaah.”

Dia pun mengajak para prajurit baru yang beragama Islam untuk mengisi petang hingga malam dengan kegiatan positif gunna melatih kedisiplinan, kebersamaan, dan pengendalian diri, baik kecerdasan emosional maupun spiritual. Kegiatannya mulai dari sholat maghrib berjamaah, lanjut baca Al-Qu’ran Surat Yasin, kemudian sambung sholat Isya berjamaah dan sunnah rowatib. Setelah itu, mereka mengerjakan sholat taubat, sholat tasbih, sholat hajat, dan witir sebelum kemudian dilanjutkan membaca ratibul haddad, sholawat, istigotsah, dzikir taukhid, dan dzikir syiri (tarekat) hingga pukul 22.00.

“Siangnya, mereka latihan di lapangan,” kata Suwoto.

Kenaikan Pangkat Luar Biasa

Kesalehan profesional, sosial, dan spiritual tidak hanya mengantarkan Suwoto mewujudkan mimpi melihat langsung Ka’bah di Mekah April ini. Lebih dari itu, karier militernya juga tergolong cemerlang. Berbagai penugasan lapangan dia laksanakan dengan penuh dedikasi dan sukses. Tidak heran, dia termasuk di antara sedikit prajurit TNI yang mendapatkan anugerah kenaikan pangkat luar biasa (KPLB).

“Pada 1995, untuk kedua kalinya saya ditugaskan ke Timtim, ikut Pak Prabowo Subiyanto. Tahun 1996 lanjut ke Irian Jaya melaksanakan Operasi Mapenduma untuk pembebasan sandera. Di situlah saya mendapatkan KPLB,” ujar Suwoto.

Operasi Mapenduma yang dipimpin Prabowo Subiyanto, Komandan Jenderal Komando pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD yang kemudian menjabat Pangkostrad, dinilai sukses. Sembilan dari 11 peneliti yang disandera berhasil dibebaskan dalam kondisi selamat. Ke-11 peneiliti itu lima di antaranya warga Indonesia, empat warga Inggris, satu warga Belanda, dan satu lagi warga Jerman.

Atas keberhasilan operasi tersebut, Suwoto diganjar KPLB dari prajurit kepala (praka) menjadi sersan dua (serda). Itu artinya, pangkat Suwoto melompati tiga tingkat kepangkatan.

Kini, Akbar Allatif Eka Saputra, anak sulung Suwoto mengikuti jejak karier ayahnya. Akbar berdinas di Yon Zipor 3 Siliwangi, Pengalengan, Bandung, Jawa Barat. Selasa (21/1/2020), dia lalu berangkat menunaikan tugas ke Papua. (Nic)

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!