JAKARTA, MENARA62.COM — Masyarakat dunia digemparkan dengan berita menyebarnya wabah virus Corona yang bermula dari Wuhan, China awal tahun 2020. Hingga saat ini, sudah terdapat 28.018 kasus terkait virus Corona yang menyebar hingga ke negara lain di Asia, Australia, Amerika, dan Eropa, hingga merenggut 562 jiwa di China dari total 564 kematian di seluruh dunia.
Hal ini tentunya menimbulkan kekhawatiran bagi banyak orang, termasuk juga masyarakat Indonesia. Perusahaan media intelligence Isentia mengulik pembicaraan media sosial terkait wabah virus Corona ini, untuk menemukan apa yang menjadi perhatian dan juga kekhawatiran terbesar dari netizen Indonesia.
Dari 11.497 total pembicaraan medsos pada tanggal 1 Januari hingga 5 Februari 2020, gejala dan cara menghindari penularan wabah menjadi hal yang paling banyak diperbincangkan netizen terkait virus Corona. Berdasarkan hasil percakapan netizen, gejala awal yang timbul apabila tertular antara lain; pilek, demam, batuk, sesak hingga pneumonia. Namun, penularan ini dapat dihindari dengan mencuci tangan berkala, menggunakan masker, menutup hidung dan mulut saat bersin atau batuk.
Karena menjadi salah satu cara untuk menghindari penularan, masker menjadi topik selanjutnya yang mendapat perhatian netizen sebesar 4.577 buzz. Banyak netizen yang mengeluhkan sulit mencari masker, hingga harga penjualan masker bedah dan N-95 yang melonjak tinggi. Namun dari percakapan tersebut, rupanya tingginya harga bukan menjadi masalah bagi masyarakat.
Selain itu, warga Twitter juga dikejutkan dengan postingan akun @coromodol, yang menyebutkan agar tidak bersalaman atau segera mencuci tangan setelah bersalaman dengan pemilik ponsel asal produsen China, Xiaomi. Akun ini juga mengatakan bahwa virus Corona dapat menyebar melalui ponsel yang dibuat di China ini. Namun isu ini telah diklarifikasi oleh Sekretaris Ditjen P2P Kementerian Kesehatan RI, Achmad Yurianto, yang menegaskan bahwa virus ini tidak dapat menempel pada benda mati.
“Kami melihat penyebaran virus Corona menjadi isu global yang harus segera ditangani oleh pemerintah sehingga dapat memberikan rasa aman kepada masyarakat karena dari hasil analisis di periode tersebut, percakapan didominasi oleh tingginya respon dan kekhawatiran masyarakat terhadap penyebaran virus Corona tersebut,” kata Yudha Prawira, Insights Manager dari Isentia Indonesia, Jumat (7/2/2020).
“Kita juga dapat melihat, bahwa unggahan atau perbincangan netizen dapat berdampak dalam membentuk persepsi publik secara luas terhadap suatu peristiwa. Dalam hal ini misalnya, isu-isu yang berkembang membuat virus Corona terlihat lebih mengerikan, meski sebenarnya ada cara penanggulangannya,” jelas Yudha. (*)