JAKARTA, MENARA62.COM – Dalam rangka menyambut International Solidarity Day for Palestine pada 29 November, Adara Relief International menggelar talkshow bertema “Realita Kepedihan Bangsa Palestina”. Diselenggarakan secara daring pada Ahad (22/11), talkshow ini diikuti oleh sekitar 100 orang partisipan.
Acara ini diawali dengan kesaksian Maryam Abu Mathor, seorang gadis Palestina yang menjadi korban Great Return March atau Pawai Kepulangan Akbar. Great Return March merupakan aksi besar warga Palestina menuntut Hak Kembali ke tanah air mereka yang berlangsung sejak akhir Maret 2018 dan terhenti karena pandemik COVID19. Aksi yang rutin dilakukan setiap hari Jumat tersebut dipusatkan di sepanjang garis perbatasan Gaza.
“Betis kanan saya ditembak tentara Zionis yang dengki melihat kami membawa bendera kemerdekaan untuk ditancapkan di wilayah kami. Saya menduga giliran saya untuk syahid telah tiba dan saya merasa bahagia. Meskipun sulit, pertolongan datang dari wilayah Turki dan saya berhasil diselamatkan,” ungkap Maryam yang menjadi korban tembak sniper Israel saat usianya masih 16 tahun.
Maryam juga mengatakan harapan dan ucapan terima kasihnya kepada rakyat Indonesia yang telah turut berjuang bagi rakyat Palestina. “Saya berharap dunia menolak segala bentuk penjajahan. Terkhusus bangsa Indonesia, saya berharap Indonesia senantiasa mendukung kami terutama pemudanya, karena merekalah yang memperjuangkan Palestina.” lanjut Maryam.
Nurjanah Hulwani, Ketua Koalisi Perempuan Indonesia untuk Al Quds dan Palestina yang menjadi salah satu narasumber talkshow kali ini, mengungkapkan pengalamannya saat menyaksikan Pawai Kepulangan Akbar pada 2019.
“Sosok Maryam adalah potret pemuda-pemudi Palestina yang lahir dari darah seorang syuhada. Maryam merupakan salah satu pribadi yang mendapat pendidikan perjuangan secara langsung.” ungkap Nurjanah.
Pada kesempatan kali ini, Nurjanah juga mengungkapkan daftar panjang kepedihan yang dialami bangsa Palestina. Di antaranya yang terjadi di wilayah Al Quds yang saat ini telah ditetapkan sebagai ibu kota Israel. Di sana, para murobithoh yang jumlahnya hanya 550 orang dan murobithin sebanyak 500 orang, harus menghadapi ribuan tentara zionis.
Pembongkaran rumah warga Al Quds menjadi kegiatan rutin para tentara zionis. Penjarahan lahan 360.000 warga Al Quds yang membutuhkan 15.000 tempat tinggal juga terus menerus dilakukan apalagi dalam kondisi menjelang musim dingin.
Rentetan kepedihan juga dirasakan para pengungsi dan tahanan Palestina. Perlakuan semena-mena kerap diberikan oleh tentara Zionis yang menambah daftar panjang kepedihan yang dialami bangsa Palestina.
Melihat kondisi Palestina saat ini, Nani Handayani sebagai Ketua Komunitas Ibu Indonesia Peduli Palestina (IIPP) yang juga turut menjadi narasumber dalam acara ini mengajak masyarakat Indonesia untuk membantu perjuangan mereka karena solidaritas Palestina merupakan hal penting antara ukhuwah dan amanah.
“Saya melihat secara langsung kondisi bangsa Palestina di Al Aqsa, di mana rumah-rumah mereka sudah tidak layak dan tidak dialiri listrik. Kondisi rakyat Palestina dan Yahudi yang tinggal di Tepi Barat pun sangat berbeda.” ungkap Nani.
Lebih lanjut, Nani yang juga merupakan da’iyah nasional ini menjelaskan perintah Allah dalam Alquran untuk berjihad di jalan Allah yang mampu menjauhkan pelakunya dari azab. Jihad yang bisa dilakukan adalah dengan berdoa dan berdonasi, salah satunya melalui program #Challenge20k bersama 10 orang teman lain untuk rakyat Gaza yang saat ini sedang menghadapi musim dingin.
“Bagaimana bisa kita yang dalam keadaan lebih baik, tapi tidak peduli dengan saudara muslim lain? Sementara mereka yang dalam keadaan susah pun masih sangat begitu perhatian dengan kita,” jelas Nani.
Masalah Palestina adalah masalah kemanusiaan. Bentuk solidaritas yang bisa kita lakukan di antaranya berdoa, melakukan edukasi kepada masyarakat, dan yang terakhir adalah memberikan harta yang merupakan rezeki dari Allah.
Dalam kesempatan terpisah, ketua Adara Relief International Sri Vira Chandra (Vira) mengajak masyarakat Indonesia menunjukkan solidaritas kepada bangsa Palestina dalam acara puncak International Solidarity Day for Palestine pada 29 November 2020. Adara akan menggelar talkshow menarik bersama Husamuddin Mahmud (pemuda Palestina yang juga Kandidat Doktor Hukum Internasional), dan Syaima Raihanah Fuad (pemudi Palestina yang merupakan Pelajar SMA).
“Kita peduli kepada kepedihan rakyat Palestina karena kita adalah bangsa beradab yang mencintai hak asasi manusia,” pungkas Vira.