29.8 C
Jakarta

Atasi Kekurangan Guru Seni, Kemendikbud Kembali Gelar Program Seniman Masuk Sekolah

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kembali menggelar Program Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS). Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, GSMS kali ini akan digelar dengan metode daring dan luring sebagai akibat kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama pandemi Covid-19.

Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid dalam keterangan persnya menjelaskan GSMS yang digelar selama 4 tahun berturut-turut menjadi bagian dari upaya Kemendikbud untuk memfasilitasi keterbatasan sekolah dalam menghadirkan guru seni kebudayaan dan memperkuat karakter pelajar Indonesia dengan cara memberikan pembelajaran seni di sekolah.

“Jumlah guru seni di Indonesia sangat terbatas. Itu sebabnya kita menemukan banyak guru seni yang memiliki latar belakang keilmuan berbeda. Mereka terpaksa mengajar seni karena memang guru seni sangat kurang,” kata Hilmar.

Sekolah sebagai institusi formal diakui Hilmar, selama ini telah berusaha menjalankan fungsi akademisnya dengan mengembangkan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik secara seimbang. Namun demikian keseimbangan pada aspek lain yaitu sosial dan emosional harus diperhatikan pula. Keseimbangan tersebut merupakan hak anak sebagai peserta didik yang memiliki beragam kecerdasan, minat, bakat, sehingga mampu mengembangkan kecerdasannya secara komprehensif dan utuh (holistik).

Peluncuran program Gerakan Seniman Masuk Sekolah tahun 2020 yang digelar secara virtual

GSMS sendiri lanjut Hilmar merupakan program seniman memberikan pembelajaran seni budaya melalui kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Seniman yang dimaksud di sini ialah orang yang memiliki bakat seni dan berhasil menciptakan dan menyelenggarakan karya seni (perupa, penyair, penyanyi, dan sebagainya).

Adapun pembelajaran seni yang diajarkan pada kegiatan ekstrakurikuler di sekolah (SD hingga SMA/SMK), antara lain seni pertunjukan, seni rupa, seni sastra, maupun seni media.

GSMS diharapkan mampu menginspirasi, memenuhi pendidikan anak seutuhnya, untuk membangun iklim sekolah yang menyenangkan, mengasyikkan, mencerdaskan, dan menguatkan. Selain itu, kegiatan GSMS diharapkan dapat menciptakan warga sekolah yang dapat mengapresiasi seni budaya yang ada di masyarakat.

GSMS kata Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Kemendikbud, Restu Gunawan diselenggarakan melalui Dinas Pendidikan Provinsi/Kab/Kota yang berkomitmen melaksanakan kegiatan Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS) yang tetapkan oleh Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan berdasarkan mekanisme sharing dana APBN dan APBD.

“Tahun ini kita bekerjasama dengan 16 Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota yang akan melibatkan 210 orang seniman dari masing-masing daerah yang akan mengajar 4.200 peserta didik di 210 sekolah jenjang SD, SMP, SMA/SMK swasta dan negeri,” jelas Restu.

Program GSMS dilaksanakan melalui 3 (tiga) tahapan yakni persiapan dan penyelenggaraan workshop, pembelajaran dan tahap Presentasi Hasil Belajar.

Penyelenggaraan workshop untuk seniman dilakukan secara TOT (Training of Trainee) oleh Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan selama bulan September. TOT ini diharapkan dapat menghasilkan seniman yang siap mengajarkan seni budaya kepada para siswa.

Materi pembelajaran yang diberikan seniman kepada siswa didik berupa materi yang telah disepakati oleh Dinas, sekolah, dan seniman berupa seni pertunjukan (tari, musik/seni suara, teater), seni rupa,seni media, atau sastra. Metode pembelajaran GSMS oleh seniman kepada siswa dilakukan secara daring maupun luring (tatap muka). Pembelajaran didampingi oleh asisten seniman yang berasal dari sekolah, dengan pengawasan dari Dinas Pendidikan Provinsi/Kab/Kota.

Pada akhir proses pembelajaran, Dinas pendidikan Provinsi/Kab/Kota jelas Restu dapat menyelenggarakan pertunjukan/pameran hasil pembelajaran para siswa dengan seniman dengan tetap mengikuti protokol kesehatan pengendalian Covid-19 dan membuat dokumentasi berupa video.

“Program GSMS ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan peserta didik/siswi tentang seni budaya serta memberikan motivasi untuk berprestasi di bidang seni,” katanya.

Selain itu dengan belajar seni diharapkan dapat memperkuat karakter siswa. Seni merupakan salah satu pilar penting dalam penguatan karakter bangsa. Pada masa pandemic Covid-19, pelaksanaan GSMS dilaksanakan dengan cara berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, mekanisme pembelajaran GSMS dilakukan secara daring oleh seniman dengan dapat didampingi oleh asisten seniman berasal dari sekolah, dengan pengawasan dari Dinas Pendidikan Provinsi/Kab/Kota, dan dapat dilakukan secara luring (tatap muka) secara langsung dengan pelaksanaan tetap mengacu pada protokol kesehatan.

GSMS ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan peserta didik/siswi tentang seni budaya serta memberikan motivasi untuk berprestasi di bidang seni. Selain itu dengan belajar seni diharapkan dapat memperkuat karakter siswa. Sebab seni merupakan salah satu pilar penting dalam penguatan karakter bangsa.

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!