28 C
Jakarta

Belum Banyak di Optimalkan, JSM Diminta Garap Potensi Ekonomi Muhammadiyah

Baca Juga:

Yogyakarta, MENARA62.COM – Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah – Daerah Istimewa Yogyakarta (PWM – DIY) Gita Danu Prana meminta kepada Jaringan Suadagar Muhammadiyah (JSM) untuk mampu memanfaatkan peluang ekonomi yang ada di Muhammadiyah.  Hal ini disebabkan masih banyak potensi ekonomi yang belum di optimalkan.

“Sebagai contoh di Yogya ada tanah wakaf 240 hektar milik Muhammadiyah sejauh ini belum di kelola dengan baik, bisakah hal ini dimanfaatkan oleh JSM untuk pengembangan ekonomi umat,”katanya di acara safari bisnis dan halal bihalal JSM dengan tema: membangun ekonomi berkebudayaan dan berkemajuan di aula Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sabtu (15/05/2022) kemarin.

Diacara yang dihadiri oleh para narasumber Ketua JSM; Bambang Wijonarko, Budayawan Emha; Ainun Nadjib, Munichy Edrees, Direktur Bisnis Bank KB Bukopin Syariah; Agus Suhendro, Vice President Operation Antaraja; Jimmy Krismiardhi, Bahana Batik; Erwin Yuniarti dan Nugroho Dwi Sasongko dari PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. Gita menekankan, untuk mengembangkan potesi – potensi ekonomi Muhammadiyah, JSM harus membangun kolaborasi, konesitas dan integrasi dengan antar  majelis, lembaga dan organisasi otonom lainya yang ada di Persyarikatan. Seperti Majelis Wakaf, Majelis Pemberdayaan Masyarakat dan Lazismu. Dengan kolaborasi ini orientasi bisnis JSM bukan semata – mata murni bisnis tapi adalah pemberdayaan.

“Maha karya  yang demikianlah yang diharapkan muncul di JSM dalam mengembangkan pilar ketiga Muhammadiyah,”tutur Gita.

Sementara Ketua JSM Bambang Wijonarko menyambut baik, harapan dari Ketua PWM DIY tersebut dengan melakukan kolaborasi bersama elemen di Muhammadiyah. Sebagai langkah awal, JSM akan mengoptimalkan peran dan fungsi Muhammadiyah Business Center (MBC) yang selama ini telah berkolaborasi dengan Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) dalam membentuk inkubator dan kluster – kluster bisnis JSM. Tentunya kolaborasi itu akan disinergikan dengan berbagai elemen yang ada di Muhammadiyah.

Contoh role model koloborasi bisnis seperti yang terjadi kebupaten Tegal – Jawa Tengah dengan mengembangkan bisnis peternakan ayam dimana lahan di Tegal adalah tanah milik wakaf Muhammadiyah, manajemen pengelola JSM, modal investasi dari Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) dan off taker (pembeli) adalah PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. Tentunya rode model bisnis yang demikian bisa di contoh di tempat – tempat lain dengan berbagai komoditi yang disesuaikan dengan kearifan lokal.

“Kami sadar menggerakkan pilar ketiga Muhammadiyah tak bisa JSM  sendiri melakukannya, perlu berbagai pihak dan kami siap berkolaborasi,”kata Bambang.

 

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!