33 C
Jakarta

Gandeng Uniba, Unkris Gelar Kuliah Umum Urgensi Pembelajaran K3

Baca Juga:

BEKASI, MENARA62.COM – Universitas Krisnadwipayana (Unkris) bekerjasama dengan Universitas Balikpapan (Uniba) gelar kegiatan Kuliah Umum Urgensi Pembelajaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Perguruan Tinggi, Jumat (22/4/2022). Kuliah umum dengan narasumber Rektor Universitas Balikpapan Dr Ir Isradi Zaenal, MT, MM, DESS, IPU Asean Eng tersebut menjadi salah satu rangkaian kegiatan Unkris dan Universitas Balikpapan dalam rangka Penandatanganan MOU Fakultas Teknik dan Universitas Balikpapan.

Hadir Wakil Rektor 3 Unkris Dr Parbuntian Sinaga, SH.MH dan Dekan FT Unkris Dr Harjono Padmono Putro, ST M.Kom. Bertindak sebagai moderator Ketua Lembaga Pengembangan Kreativitas dan Kebangsaan (LPKK) Unkris Dr Susetya Herawati, ST M.Si dan pengantar kuliah umum oleh Prof Dr. Ir. H Djoko Setyo Widodo, SE, MM, M.Si, CHRA, Ph. D, alumni Fakultas Teknik dan juga Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Perkumpulan Pengusaha Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja Riksa Uji Indonesia.

Warek 3 Dr Parbuntian Sinaga mewakili Rektor Unkris Dr Ir Ayub Muktiono M.SIP, CIQaR dalam sambutannya mengatakan bahwa K3 ini penting untuk membekali skill para mahasiswa yang nantinya terjun ke tengah masyarakat. “Dengan menguasai dan memahami K3 maka mahasiswa akan jauh lebih siap terjun ke masyarakat sesuai bidang keahliannya,” kata Parbuntian.

Menurutnya, K3 berfungsi memelihara kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja, juga melindungi rekan kerja, keluarga pekerja, konsumen, dan orang lain. Semua organisasi atau perusahaan memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa pekerja dan orang lain yang terlibat tetap berada dalam kondisi aman sepanjang waktu.

Narasumber dan jajaran pimpinan Unkris berfoto bersama usai kuliah umum urgensi K3 di kampus Unkris

Ia juga menyebut bahwa  K3 makin hari semakin tidak dapat ditawar lagi. Karena itu agar penerapan K3 di perusahaan atau laboratorium berhasil, diperlukan personil-personil yang memiliki pemahaman dan kompetensi mengenai penerapan K3. “Di sinilah peran perguruan tinggi menjadi sangat penting untuk melahirkan para personil yang sungguh-sungguh memahami mengenai prosedur dan implementasi K3,” lanjutnya.

Hal yang sama juga disampaikan Djoko Setyo Widodo. Dalam kata pengantarnya Djoko menyampaikan tentang pentingnya K3 sebagai keilmuan yang bisa mendongkrak para mahasiswa dan juga dosen lebih sejahtera. Karena ahli-ahli K3 dibutuhkan disetiap sendi kehidupan baik itu bersifat teknis maupun umum.

Ia bahkan menyebutkan ilmu K3 jika dituliskan tidak akan cukup meskipun tintanya adalah air dilautan. Hal ini harus menjadi budaya. “Mahasiswa dengan skill K3 memiliki nilai jual yang baik,” katanya.

Sementara itu Rektor Universitas Balikpapan Dr Ir Isradi Zarnal dalam materi kuliahnya mengatakan merujuk UU no 1 tahun 1970, sesungguhnya K3 tidak hanya dibutuhkan pada Fakultas Teknik tetapi juga semua sendi kehidupan masyarakat.

Persiapan tentang keselamatan dan kesehatan kerja menurutnya perlu dimulai dari kampus dengan menjadi mata kuliah atau menjadi jurusan tersendiri.” Di sini utamanya adalah safety desain yang benar karena dengan safety desain yang benar akan meminimalisasi kecelakaan. Jika sudah benar perlu dilakukan inspeksi apakah sudah benar aplikasi atau pemasangannya di lapangan sesuai safety desain,” katanya.

Memang pekerjaan teknis wajib menetapkan K3. Tetapi pekerjaan diluar teknis juga tak kalah pentingnya menerapkan K3. Artinya bahwa K3 sebenarnya bersifat umum.

Adapun urgensi penerapan K3 ada pada  komponen mulai dari orang atau SDM, peralatan kerja atau mesin, sistem, kelembagaan, kesehatan kerja dan lingkungan kerja.

“Jadi intinya K3 menyelesaikan permasalahan yang akan timbul dari kecelakaan kerja agar tercipta Kesehatan, Keselamatan dan kesejahteraan,” jelasnya.

Lebih lanjut Dr Isradi juga menyampaikan kekagumannya terhadap Unkris. Bahwa ternyata Unkris memiliki kampus yang sangat luas dan besar di tengah-tengah kota. “Kampus ini memiliki potensi sangat besar untuk maju dan berkembang,” tuturnya.

Dengan potensi yang dimiliki Unkris, menurutnya sudah saatnya fakultas teknik memiliki lembaga pengkajian K3. “Lebih baik lagi dibuka pula untuk S2 atau workshop bagi para mahasiswa dengan memberikan sertifikat pendamping untuk menambah skill mahasiswa setelah lulus,” tandasnya.

Dr Susetya Herawati dalam kesimpulannya menggaris bawahi bahwa pada industri dari pengalamannya di dunia perminyakan, K3 menjadi satu hal yang wajib diperhatikan, karena kecelakaan atau desain yang salah akan berakibat pada berhentinya pekerjaan dan ini akan menjadi kerugian yang sangat besar.

“Jadi K3 harus menjadi budaya yang harus dibudayakan baik itu pada dosen ataupun mahasiswa dalam mempersiapkan mahasiswa memasuki dunia kerja,” tuturnya.

Sebelumnya Dekan FT. Dr  Harjono Padmono Putro, ST  M. Kom saat membuka acara menekankan pentingnya kegiatan kuliah umum bersama antar dua perguruan tinggi tersebut sebagai bagian dari implementasi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). “Mudah-mudahan dari kerjasama ini nantinya dapat menjadi program,” katanya.

Kegiatan kuliah umum bersama tersebut dilakukan dengan hybrid offline di ruang Magister Teknik Unkris, yang dihadiri para Kaprodi dari 10 prodi, juga dosen, wakil dekan 3, ketua penjamu, ketua pengmas, Wakil rektor 3 dan Ketua LPKK.

“Terimakasih pada Rektor universitas balik papan mudah mudahan kuliah umum ini memberikan keilmuan yg implementatif pada mahasiswa dan juga dosen,” tutup dekan.

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!