26.4 C
Jakarta

Haedar: Ini Ajang Pertautan Persaudaraan

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM — Rabu (4/7/2018), “Ini ajang pertautan persaudaraan, atau bagi sebagian yang lain mungkin juga untuk menghubungkan kembali persaudaraan yang telah terputus,” ujar Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir dalam sambutannya pada acara silaturahim Idul Fitri Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Jakarta.

“Silaturahim bukan hanya menjalin apa yang sudah ada, tapi juga untuk merekatkan apa yang sudah ada,” ujar Haedar.

Muhammadiyah terus berharap, semua pihak dapat memberikan perhatian pada isu kebangsaan. Selain itu, juga dapat menyamakan berbagai pandangan aktual.

Silaturahim Idul Fitri ini antara lain dihadiri Wakil Presiden Jusuf Kalla, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Ketua Umum MPR Zulkifli Hasan dan mantan Ketua Umum MPR yang juga mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah M Amien Rais, Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, dan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah, Ketua Umum PP ‘Aisyiyah Siti Noordjanah Djohantini, jajaran Pimpinan Pusat Muhammadiyah, serta Mantan Kapolri Badrodin Haiti.

Bangsa ini, menurut Haedar, dibangun dengan keinginan untuk merdeka, berdaulat, adil dan makmur. “Melindungi segenap bangsa Indonesia dan mencerdaskan, maka hal mendasar hal yang harus didialogkan adalah, ragam pandangan masalah aktual,” ujarnya.

Haedar mengingatkan, sebagian masalah kebangsaan yang perlu mendapat penanganan adalah masalah kesenjangan sosial, radikalisme, dan berbagai hal yang hadir dalam kehidupan demokrasi.

“Dengan jiwa besar masing-masing, bangsa ini akan punya energi postif luar biasa dari keragaman pandangan. Keragaman padangan tidak menjadi kita beda,” ujar Haedar.

Selain itu, orientasi keagamaan dan nilai kebudayaan yang ikut dalam kehidupan kebangsaan kita perlu menjadi perhatian khusus.

“Kami berdialog bagaimana nilai kegaamaan itu hidup dan membentuk Indonesia. Orientasi yang hidup dalam UU, bangsa Indonesia selain punya Pancasila juga punya penduduk yang beragama, mayoritas muslim, maka dialog itu harus terus dilakukan, jangan sampai ada pandangan yang menyebabakan ancaman terhadap keutuhan NKRI,” jelas Haedar.

Pancasila

Berkaitan dengan memahami nilai pancasila, Muhammadiyah telah menyepakati dan memiliki pandangan bahwa Pancasila merupakan darul ahdi wasyahadah, yang penting adalah satu pihak menyerap nilai agama yang hidup dan paham bingkai keindonesiaan.

Muhammadiyah mengajak bagaimana kita berkiprah untuk mencerdaskan, kita bertanggung jawab terhadap masa depan Indonesia. Kita harus terus dialog dan bekerja, serta membangun pusat keunggulan dengan jalur kita sebagai ormas,” ujarnya.

Dalam memajukan itu semua, menurut Haedar, Muhammadiyah melibatkan kekuatan politik untuk berperan sebagaimana mestinya juga diperlukan. Akan ada sinergi kolektif yang tepat. Indonesia ke depan akan mendapat mozaik yang indah untuk Indonesia jaya dan berkemajuan.

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!