26.2 C
Jakarta

INTEGRASI MATERI SIAGA BENCANA HANTAR HAMID MENJADI SARJANA

Baca Juga:

 

MAMUJU, MENARA62.COM– Panggilan menjadi relawan ketika terjadi bencana alam menjadi peluang bagi siapa saja. Bukan sekedar rasa empati dan simpati, namun juga terjun diri dalam aksi.

Semangat voulantarisme (kerelawanan) bangsa ini sangat besar, terlihat ketika terjadi bencana, banyak lembaga swadaya masyarakat sipil atau Non Goverment Organization (NGO) yang terjun membantu.

Tak terkecuali sosok anak muda yang baru saja lulus dari Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Hamid Nur Fajri.

Ditemui sesudah sholat subuh di masjid Fastabiqul Khairat kompleks Dakwah Muhammadiyah Mamuju, Hamid bercerita bahwa dia tergabung dalam tim Alfa Jawa Tengah turun dalam penanganan gempa di Mamuju Sulawesi Barat.

Tim Alfa MDMC persiapan menuju lokasi gempa

Relawan muda kelahiran Karanglewas, Purwokerto 15 Juni 1998 silam ini mulai turun ke daerah bencana saat terjadi gempa di Lombok. Dari keisengan mengisi waktu luang dengan bergabung sebagai relawan hingga keterusan menikmati sebuah panggilan kemanusian dengan ikut turun di respon bencana tanah longsor Bogor dan saat ini masih dalam posisi sebagai relawan kualifikasi SAR di Mamuju durasi 14 hari.

Hamid Nur Fajri nama lengkap relawan muda ini merupakan putra dari pasangan Ratno dan Sriyati. Ayahnya seorang tukang pembuat meubel, melayani pemesanan meubel dan ibunya berlatar sebagai guru TK ABA ‘Aisyiyah.

Semasa kuliah mengambil jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Yogyakarta lebih memilih menjadi marbot masjid Al Qomar di bilangan Gowok daripada nge-kos.

Kesungguhan dan ketertarikan menjadi relawan menjadi penyemangat Hamid untuk mengambil penelitian yang tidak jauh dari dunia yang disukainya sebagai relawan untuk menyelesaikan tugas skripsinya.

Integrasi Materi Siaga Bencana Dalam Mata Pelajaran PAI menjadi judul skripsi yang mengantarkanya menjadi sarjana.
Melakukan penelitian di salahsatu sekolah di kota Bantul yang di masa lalu pernah mengalami kejadian gempa dahsyat yang menimbulkan banyak korban.

Integrasi siaga bencana mengambil iktibar kisah Nabi Nuh dengan musibah banjir di samping juga bencana yang bersifat konflik sosial yang diharapkan melahirkan sebuah sikap toleransi dan ketangguhan menghadapinya.

(Uzni Gumbira)

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!